Sinopsis Uttaran Dari Awal Hingga Akhir (2021)

SINOPSIS LENGKAP SECARA UMUM DAN AKHIR KISAH UTTARAN (PERJALANAN HIDUP DARI PERSAHABATAN DUA ORANG GADIS)

Sinopsis Uttaran. Berikut adalah sinopsis uttaran lengkap yang admin dapatkan. Karena banyaknya request, maka sinopsis tetap dijadikan dalam 1 postingan. Total ada 7000 lebih kata. Atau dalam word 19 halaman. Baca langsung sinopsis Uttaran dibawah ini yaa.

Serial Uttaran yang sedang tayang mulai membuat penggemarnya penasaran. Bagaimana kisah ini bisa begitu mempunyai episode yang panjang, dan ditayangkan dalam jangka waktu yang sangat lama di channel aslinya, Colors TV (1 Desember 2008 – 16 Januari 2015, dengan 1549 episode). Kisah apa sebenarnya yang diangkat dari awal sampai akhir, hingga penonton setianya tetap terpaku, seperti terhipnotis untuk terus mengikutinya. Baca Juga : Gopi

Sinopsis Uttaran

Uttaran

Cerita berlatar di Mumbai dimulai dengan Ichha, putri seorang janda berusia 8 tahun yang malang. Tidak seperti teman-temannya yang telah menerima takdir mereka, Ichha terus menerus menantang nasibnya. Ketika ibu Ichha mulai bekerja di Rumah Thakur sebagai pembantu, Tapasya Thakur, seorang gadis muda berusia 8 tahun putri Jogi Thakur dan Divya Thakur berteman dengan Ichha, dan mereka berbagi ikatan seperti saudara perempuan. 

Nenek Tapasya, Sumitra, mempengaruhinya untuk melihat Ichha secara berbeda. Tapasya dibuat cemburu ketika orang tuanya Divya dan Jogi merawat Ichha sebagai anak mereka sendiri, tidak menyadari bahwa Jogi bertanggung jawab atas kematian ayah Ichha, Rajendra.

Sinopsis Uttaran 13-16 Tahun Kemudian 

Ichha dan Tapasya tumbuh dewasa. Tapasya adalah anak manja kaya sedangkan Ichha adalah gadis bodoh yang ingin mendirikan sekolah atas nama ibunya untuk memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak miskin. Jogi Thakur mendapat lamaran untuk Tapasya tapi dia sudah berpacaran dengan Sid secara diam-diam. Tapasya tetap melanjutkan pertemuan dengan Veer meskipun berada dalam hubungan yang berkomitmen dengan Sid. 

Dalam setiap pertemuan, Tapasya berbohong dan meninggalkan Veer dan Ichha sendirian yang menyebabkan Veer mengetahui Ichha dan jatuh cinta dengan kesederhanaan, kejujuran dan kasih sayang untuk orang lain, yang kemudian merasakan hal yang sama untuknya tetapi tetap dalam penyangkalan karena Veer datang untuk Tapasya dan bukan dia. Kemudian keluarga Ichha dan Veer setuju dengan hubungan mereka dan mereka akan menikah tetapi begitu melihat Veer menghujani Ichha dengan hadiah mahal, Tapasya mulai merasa tidak aman dan pada hari pernikahan, melakukan drama bunuh diri dan memohon Ichha untuk membiarkan dia menikahi Veer. Ichha dan Dhamini yang tak berdaya setuju untuk itu.

Ichha kemudian melihat salah satu muridnya dibujuk ke dalam kecanduan narkoba dan membuatnya dirawat di rehabilitasi, di mana dia bertemu Vansh yang juga seorang pecandu narkoba dan merupakan kakak laki-laki Veer. Melihat sifat peduli Iccha, Vansh juga jatuh cinta padanya. Veer, tidak menyadari perasaan Vansh untuk Ichha, di sisi lain ia mencoba menceraikan Tapasya dan kemudian menikahi Ichha. 

Tapasya mencoba memanipulasi mantan pacarnya Sid untuk membunuh Ichha dan menurut rencana Tapasya, dia bahkan menembak Iccha, tapi Veer menyelamatkannya dan membuatnya segera dirawat di rumah sakit. Entah bagaimana, Tapasya memanipulasi ibu Veer untuk membiarkan Vansh menikahi Ichha dan akhirnya Vansh-Ichha menikah dan Veer patah hati.

Vansh mengetahui tentang kebenaran Tapasya yang coba untuk membunuh Ichha dan telah merebut Veer dari Ichha, Vans memutuskan untuk membunuhnya tapi Tapasya memanipulasi dan menyesatkan Vansh agar berpikir bahwa dia bertanggung jawab penuh atas penderitaan Ichha dan akibatnya, Vansh pun bunuh diri di depan Tapasya. Ibu Veer dan Vansh, Gunvanti, menyalahkan Ichha atas kematian Vansh dan mengusirnya.

Segera sifat asli Tapasya di perlihatkan oleh Veer di depan keluarga Thakur dan Bundela tentang bagaimana tiga kali Tapasya mencoba untuk membunuh Ichha dan bagaimana dia membuat Vansh yang tidak stabil secara mental bunuh diri. Jogi terkejut melihat warna asli dari Tapasya dan tidak mengakui dia sebagai putrinya, dan dia ditinggalkan sendirian.

Ichha kembali ke rumah Bundela dan saat Veer dan Ichha saling merawat secara diam-diam, cinta muncul kembali di antara mereka. Tetapi karena masyarakat dan orang-orang mempertanyakan Veer dan keluarganya karena dia, Ichha pergi ke Vrindavan, berpikir dia menjauh darinya akan membuatnya melupakannya. Veer, yang selalu mencintai Ichha, tidak bisa lupa dan hal itu mulai mempengaruhi kesehatannya. Veer dalam kemarahan memutuskan untuk menikahi siapa pun yang diinginkan ibunya. Pada hari pertunangan, Veer mendapat telepon tentang kabar pondok Ichha di Vrindavan yang terbakar dan dia meninggalkan pertunangan di tengah jalan untuk menyelamatkan Ichha. Mereka akhirnya bersatu kembali dan mengungkapkan cinta mereka satu sama lain dan menikah di Vrindavan. Setelah beberapa masalah, keluarga itu menerima mereka. Tapasya sendiri bertemu pengusaha Raghuvendra Rathore.

Raghuvendra memiliki sudut lembut untuk Tapasya tetapi dia mengkhianatinya dalam permainan poker dan dia meninggalkannya karena ketidaksetiaannya. Tapasya hamil dengan bayi Raghuvendra tapi dia tidak menyadarinya. Dia kembali ke Veer dan mengatakan bahwa dia hamil anaknya. Veer tidak mempercayainya. Ichha menjelaskan bahwa Tapasya tidak mengandung anak Veer. Semua orang menolak untuk mempercayainya.

Setelah mengalami perjalanan panjang penuh air mata, tantangan berliku dari berbagai pihak akhirnya  Ichcha memiliki seorang putra bernama Yuvraj.

Sementara itu Tapasya masih menyimpan kebencian yang dalam pada Ichcha, meskipun telah menemukan kehidupan baru dengan Raghuvendra Pratap Rathore, dan juga memiliki seorang anak perempuan bernama Mukta. Ia tetap tidak peduli dengan keluarganya, ia sibuk sendiri dengan kehidupan dan kebenciannya. Ia meninggalkan semuanya.

Ichcha terus menjalankan mimpinya, memberikan pendidikan dan kebahagiaan bagi anak-anak lewat sekolahnya. Disisi lain, kehidupan pernikahannya dengan Veer, tidak berlangsung tenang. Ada saja orang-orang sekitar, dari lingkup keluarga, yang selalu mengusik kehidupan mereka.

Roda nasib terus berputar, menyambung lingkaran kehidupannya, lewat tangan-tangan manusia yang menjalaninya. Apa yang dialami Ichcha kecil dengan keluarga tuan Yogi Thakur sepertinya juga harus dijalani Ichcha dan keluarganya dalam bentuk lain.

Demi menyelamatkan seorang anak bernama Kanha dari ketidak berperikemanusiaan seorang wanita yang tidak lain adalah ibunya Kanha sendiri, Ichcha tanpa sengaja telah membunuh ibu Kanha. Saat itu, Ichcha sudah mempunyai anak kedua dari Veer, seorang anak perempuan manis yang baru dilahirkan, Meethi.

Tidak seperti tuan Jogi Thakur, yang dulu tanpa sengaja telah menyebabkan kematian ayah Ichcha dan bisa membayar rasa bersalahnya dengan memberikan pengasuhan terbaik pada Ichcha, walau Sumitra Devi terus mengacaukannya.

Gimana ? Masih kuat untuk melanjutkan membaca atau sudah loyo ? hhe.. Kalau sudah loyo silahkan baca perepisode saja di intifilm. di link berikut ini

Ichcha yang tanpa sengaja menyebabkan kematian ibunya Kanha, harus menerima kenyataan pahit, dikarenakan tidak ada saksi dalam kejadian tersebut, oleh pengadilan mau tak mau ia dinyatakan bersalah dan harus menerima hukuman seumur hidup dalam penjara.

Di sisi lain, Veer yang seharusnya bisa menyelamatkan istrinya sedang berada dalam kondisi mental yang tidak baik. Sebelumnya Veer mengalami sebuah musibah yang menyebabkan ia kehilangan sebagian ingatannya.

Veer tak ingat dengan sosok Ichcha istrinya, tentu juga dengan anak keduanya yang masih bayi, sehingga ia hidup dengan putra pertamanya, Yuvraj, dan keluarga besarnya. Keluarga Veer yang tidak suka dengan keberadaan Ichcha sebagai menantu malah memanfaatkan keadaan Veer itu untuk memisahkan mereka.

Damini, ibunya Ichcha tak bisa berbuat banyak. Demi menyelamatkan kehidupan masa depan putrinya yang masih balita. Ichcha meminta Damini untuk merahasiakan jati dirinya. Ia meminta diberitahukan pada Meethi nantinya jika ia sudah meninggal. Bahkan, Ichcha tidak memberi nama Veer di belakang nama Meethi. Ia menggunakan nama keluarga Damini yakni ”Bharti” di belakang nama Meethi. Semua dilakukan Ichcha demi menjaga perasaan Meethi dari ejekan lingkungan.

Damini membesarkan Meethi dan Kanha, anak yang diselamatkan Ichcha, bersama-sama seperti dua bersaudara. Persis yang dilakukan keluarga Jogi Thakur dulu terhadap Ichcha, tetapi dalam versi yang berbeda. Disini, Kanha sangat menyayangi Ichcha sebagai ibu dengan membahasakan sebutan “Mayya” dan benar-benar menganggap Meethi sebagai saudaranya.

Lompatan waktu terjadi begitu cepat. Masing-masing keluarga menjalani kehidupannya. Ichcha di penjara. Veer dengan keluarga besar Bundela. Jogi Thakur dengan permasalahan hidupnya juga. Damini dengan dua cucunya, Meethi dan Kanha.

Anak-anak Veer, Ichcha, dan Tapasya sudah tumbuh besar. Mereka sudah kuliah, dan secara kebetulan kuliah di tempat yang sama. Mereka tidak saling tau jika keluarga besar mereka, sebelumnya terhubung dalam sebuah ikatan yang unik.

Mukta, anak Tapasya-Raghuvendra, cucu Jogi Thakur, tumbuh menjadi gadis cantik seperti ibunya. Yuvraj, putra Veer-Ichcha, tumbuh menjadi cowok manja yang kekurangan kasih sayang sosok seorang ibu, karena dibesarkan di keluarga ayah yang membenci ibunya. 

Yuvraj yang hidup di tengah keluarga Bundela yang berkecukupan, jatuh cinta pada Mukta. Mukta dibesarkan oleh kakek dan neneknya, Jogi dan Divya Thakur dalam keadaan ekonomi yang sederhana. Mukta adalah sosok gadis cantik yang pintar. Yuvraj yang kurang peduli pada pelajarannya di kampus, selalu berulah untuk menarik perhatian Mukta. Tetapi Mukta justru jatuh cinta pada Aman.

Di sisi lain, Meethi tumbuh sebagai gadis yang sangat mirip dengan Ichcha, bukan hanya kepribadian, tapi juga secara fisik (tentu saja mirip karena pemeran Ichcha dan Meethi diperankan oleh orang yang sama). Meethi hanya tau ibunya sudah meninggal dan ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh nenek-nya, Damini dan juga saudaranya, Kanha. Meethi juga kuliah sebagai junior di tempat Mukta, Yuvraj dan Aman.

Sebelumnya, sebuah peristiwa, tabrakan diri tanpa sengaja, membuat Aman-Meethi saling kenal, kemudian keduanya menjadi teman baik.

Di pihak lain, Mukta dan Meethi juga mulai saling kenal, keduanya merasa cocok. Dua gadis itu mulai saling bersahabat, tentunya dengan kondisi berbeda dari persahabatan dua orangtua mereka sebelumnya. Saat ini, Mukta, putri Tapasya, cucu Jogi Thakur yang menerima  pakaian layak pakai dari Meethi, putri Ichcha, cucu Damini.

Sumitra Devi yang mengetahui Mukta menerima baju bekas dari Meethi, yang tentu saja ia tau kalau Meethi itu putri Ichcha yang sangat di bencinya, jadi keluar sifat buruknya. Ia mendatangi Meethi ke rumahnya dan memberitau jika Meethi telah dibohongi Damini selama ini bahwa ibunya masih hidup dan ia seorang pembunuh. Meethi sangat shok mendengar rahasia hidup ibunya.

Mukta yang akhirnya tau kalau neneknya mendatangi Meethi menjadi cemas jika neneknya mengatakan yang macam-macam dan persahabatan mereka jadi terancam. Ia menelpon Meethi, yang menerimanya dengan suara dingin dan hanya mengatakan jika neneknya bukan mengusik persahabatan mereka, tapi justru memberitau tentang ibunya yang telah meninggal dengan cerita macam-macam. Mukta mencemaskan Meethi dan mengajak bertemu.

Sumitra Devi yang selalu iri melihat kehidupan keluarga Ichcha, ternyata tidak berhenti sampai disitu. Ia mendatangi Mukta yang sedang mensupport sahabatnya Meethi. Sumitra justru menceritakan tentang persahabatan Tapasya yang baik, dengan Ichcha putri seorang pelayan bernama Damini yang yang tidak tahu terima kasih. Sumitra berkata jika Ichcha merebut segalanya dari Tapasya, hidup orangtuanya, cintanya, semuanya. Sumitra memperingatkan Mukta bahwa nasib yang sama seperti ibunya juga bisa dialaminya jika bersahabat dengan Meethi.

Meethi semakin shock mendengar cerita masalalu Ichcha ibunya. Sebaliknya, Mukta justru mulai terpengaruh dengan cerita neneknya tentang ibunya yang tak pernah diketahuinya. Ia mempercayai semua omongan Sumitra.

Jogi Thakur, tanpa sengaja mendengar omelan Sumitra pada Divya saat ia muncul di rumah bersama Mukta, karena Divya bertanya kenapa Mukta terlihat aneh. Sumitra mengatakan ia menceritakan semuanya tentang Ichcha-Tapasya pada Mukta-Meethi. Jogi yang mendengar pembicaraan tersebut, mencemaskan kondisi Meethi yang telah mendengar cerita bukan-bukan tentang Ichcha dari orang lain, bagaimanapun, Meethi adalah putri Ichcha yang sudah dianggapnya anak sendiri, berarti Meethi juga cucunya, sama seperti Mukta. Ia marah besar pada Sumitra yang selalu meributkan masalah “Uttaran/barang bekas pakai” itu dari dulu sampai sekarang.

Sinopsis Uttaran


Jogi pun mendatangi rumah Damini. Dari Kanha, Jogi tau jika Damini merahasiakan semuanya dari Meethi, keberadaan Ichcha, juga ayah kandung Meethi. Jogi memberitau jika Meethi sudah mendengar informasi macam-macam tentang ibunya dari orang lain padahal Ichcha tidak bersalah, Jogi juga bertanya kenapa Damini dan Kanha merahasiakan semuanya dari Meethi.

Kanha memberitau tuan Jogi jika pengadilan telah membuat Mayya-nya jadi seorang kriminal dan Mayya melakukan semua itu untuk menyingkirkan masa lalu dari akarnya, untuk melindungi Meethi, jika mereka menceritakannya maka semua usaha Mayya Ichcha untuk melindungi Meethi akan sia-sia.

Jogi menyesalkan pilihan Ichcha dan Damini, yang merahasiakan kebenaran dari Meethi. Tindakan itu, bukannya membuat masa lalu pergi, tapi sekarang justru masa depan Meethi akan terampas oleh hasutan orang lain dalam situasi seperti ini.

Sementara itu, Mukta jadi memikirkan informasi yang didapatnya dan juga reaksi kakeknya setelah mendengar semua ucapan Sumitra. Mukta membanting gelas yang dipegangnya. Sumitra yang mendengar itu, mendatangi Mukta dan kembali meracuni pikiran Mukta tentang cerita Tapasya-Ichcha. Ditambah kenyataan Aman yang juga memberi perhatian pada Meethi. Mukta pun cemburu dan mata Mukta jadi tertutup dengan perhatian Yuvraj lewat hadiah-hadiah yang dikirimnya. Ia berpikir semua hadiah yang diterimanya itu dari Aman.

Di pihak lain, Meethi jadi mencari tahu tentang ibunya yang diberitakan sudah meninggal. Ia mengorek informasi dari Kanha, kapan pastinya ibunya meninggal. Kanha jadi gelagapan, ia memberitau bahwa sang ibu meninggal saat Meethi berusia satu bulan. Informasi ini berbeda dengan informasi sebelumnya yang diberikan Damini  yang mengatakan ibunya meninggal saat ia berusia satu tahun. Meethi semakin curiga.

Sumitra merobek-robek foto Tapsya-Ichcha yang masih tersimpan di rumah Jogi Thakur. Divya yang melihat hal itu, mengingatkannya untuk tidak lagi meracuni pikiran anak-anak dengan kebencian. Sumitra membela dirinya dengan mengatakan bahwa ia justru dari dulu ingin menyelamatkan keluarga ini, dari penyebab kehancurannya yaitu Damini dan keturunannya. Divya mengingatkan Sumitra bahwa dirinya kehilangan putrinya, Tapasya justru karena longgar dalam pendidikan di rumah. Itu kesalahannya, karena membiarkan pikiran putrinya dihancurkan hasutan orang-orang yang iri dan tak mau berbagi.

Singkat cerita, Damini tidak bisa menutupi semuanya lagi dari Meethi yang sedang mencari tahu tentang keberadaan ibunya. Meethi bisa menemukan jejak keberadaan Ichcha justru dari kegugupan Kanha yang coba menyelamatkan Meethi dari jejak masalalu Mayya mereka. Meethi memergoki Kanha menghilangkan data kependudukan tentang akta lahirnya. Kanha tidak bisa mengelak lagi dari menceritakan keberadaan Mayya Ichcha.

Meethi menemui Ichcha di penjara. Ichcha menangis haru melihat Meethi yang merupakan sosok masa mudanya, ia ingin menyentuh putrinya yang sudah 18 tahun tak dilihatnya. Meethi tak sudi, ia begitu marah dan membenci Ichcha. Ia malu sebagai putri seorang pembunuh.

Damini yang menyusul bersama Kanha sampai menampar Meethi karena mendengar ucapan cucunya itu, tanpa mencaritahu kebenaran yang sebenarnya, hanya mendengar hasutan orang hingga berani menuduh Ichcha macam-macam dan malu menjadi putri Ichcha.

Meethi menumpahkan semua kegalauan dalam hari-hari yang dijalaninya selama ini dalam mencari sosok ibu. 18 tahun ini, ia hanya mendengar kisah kebesaran jiwa yang dimiliki ibunya dari sang nenek, seperti mendengar sebuah dongeng. Tapi kenyataan yang ditemuinya justru sebaliknya, ibunya seorang pembunuh, dan karena Ichcha juga, Meethi harus kehilangan seorang teman, Mukta, karena Ichcha sudah merusak kehidupan ibu dari temannya itu. Apa Ichcha melakukan semua tindakan menjijikkan itu demi uang. Meethi malu mempunyai ibu seperti Ichcha. Kanha coba menenangkan dan membuka pikiran Meethi.

Damini merasa saat ini waktunya, ia menceritakan semua rahasia yang juga kebenaran tentang Ichcha pada Meethi. Juga semua beban yang harus ditanggung Ichcha demi menyelamatkan dan kebahagiaan orang lain, Uttaran sudah membuat langkah Ichcha kemana-mana. Meethi tetap keras kepala dengan kenyataan yang dialaminya, ia tak kan pernah menganggap Ichcha sebagai ibunya.

Ichcha yang berkelakuan baik dan banyak membantu pihak rutan, mendapatkan kebebasannya setelah 18 tahun. Damini membawanya ke rumah. Meethi tidak terima kemunculan Ichcha di kehidupannya. Damini dan Kanha tak memaksa Meethi, mereka membiarkan dan memberi Meethi waktu untuk menyadari kekeliruannya.

Di sisi lain, keluarga Jogi Thakur yang mengalami kesulitan keuangan, rumahnya harus di lelang. Kanha yang mendengar itu memberitau Damini Dan Ichcha. Damini menyelamatkan rumah keluarga yang sudah membantunya itu dari lelang. Ia memberikan penawaran tertinggi dalam lelang. Sumitra Devi pun semakin tumbuh bibit kebencian pada Damini dan keturunannya.

Sementara Mukta, yang mulai menyadari kemewahan yang dimiliki Yuvraj mulai memberikan perhatian pada cowok tersebut. Terlebih Sumitra yang memang mata duitan memberi dukungan padanya. Sumitra menyemangati bahwa Mukta pantas mendapatkan semua hadiah mewah tersebut dan tidak memakai Uttaran/barang bekas lagi.

Cerita terus bergulir, Ichcha mendatangi perguruan tinggi tempat anak-anaknya kuliah. Disana ia bertemu Veer yang juga sedang melihat putranya, Yuvraj aka Yuvi. Veer masih belum ingat jika Ichcha, istrinya, ibu dari anak-anaknya. Ia hanya ingat dalam bayangan samar-samarnya jika wanita itu seorang janda yang baik, yang sempat membantunya saat dulu kepalanya sakit disebuah kegiatan renang. Ia juga tau daerah asal wanita yang di depannya itu.

Saat bertemu Yuvi lagi, putra pertamanya, setelah sekian tahun, Ichcha berusaha menyembunyikan ekspresinya. Tapi Yuvi sangat bersikap santun padanya dan langsung berkomentar jika Ichcha sangat mirip dengan Meethi. Veer memberitau kalau Ichcha memang ibunya Meethi. Yuvi memberikan salam hormat dengan menyentuh kaki Ichcha. Ichcha memberkati Yuvi, putra yang tak mengenalinya.

Karena Veer masih ingat beberapa hal dalam hidupnya, termasuk urusan sekolah dengan Damini, ia mengajak Ichcha untuk ikut bersamanya dan Yuvi. Di dalam mobil, Ichcha berada dalam dilema perasaan, suami dan putranya ada dihadapannya, tapi ia tidak bisa mengatakan semuanya. Tapi ia bertekad untuk membantu memulihkan ingatan Veer.

Veer membawa Ichcha ke sekolah Damini Pathshala. Icha tentu ingat saat dulu ia mengajar disitu. Veer memberitau sekolah yang masih ditutup itu adalah sekolah Ichcha istrinya, walau dia tidak ingat tentang istrinya, tapi ia tidak akan membiarkan sekolah itu di jual. Demi istri yang tak diingatnya itu, ia akan mulai lagi membuka sekolah itu. Ia ingin menjemput kenangan istrinya dan berharap dengan dibukanya sekolah itu, ia akan ingat istrinya sedikit demi sedikit. Ichcha sampai menangis mendengar semua curhatan Veer. Veer justru bingung melihat respon ibu Meethi tersebut. Ichcha beralasan jika ia terharu mendengar Veer yang begitu mencintai istrinya.

Veer meminta Ichcha untuk mengelola Damini Pathshala. Ichcha demi mengembalikan ingatan Veer, tentu saja menerima tanggung jawab tersebut.

Sementara itu, Mukta mulai bersikap angkuh pada Meethi, seperti sikap Tapasya dulu pada Ichcha. Ia mendekat pada Yuvi yang kaya, kemudian seolah-olah membiarkan kedekatan Aman dengan Meethi. Yuvi yang tergila-gila pada Mukta, memperlakukan Mukta bak seorang putri. Menonton di bioskop yang semua tiketnya ia borong, sehingga bioskop itu menjadi milik mereka berdua. Mukta terbuai kemewahan yang diberikan Yuvi padanya.

Ichcha mulai menjalani hari-harinya sebagai guru, sebagai ibu bagi anak-anaknya. Bukan hanya anak kandungnya yang sudah tau dirinya, Meethi, juga bagi Kanha dan tentu saja Mukta yang ditinggalkan Tapasya begitu saja. Begitu juga memberi perhatian pada Yuvi.

Sejarah hidup itu seperti berulang, tapi pada generasi baru. Generasi tua sebelumnya, seperti melihat kilas balik kehidupan mereka terhadap kehidupan yang dijalani generasi penerus mereka. Damini-Ichcha mulai mempersiapkan pernikahan untuk Meethi dan Vishnu. Mukta, tak tau caranya bagaimana cara memberi tau keluarga tentang keraguannya pada sosok Vishnu. Tapi, semua harus dilakukan. 

Di sisi lain, Tapasya/Tappu mulai muncul ke kehidupan keluarga Bundela. Ia ingin mengembalikan hak Ichcha di keluarga itu. Tapi Mai tidak akan membiarkan semua niat Tappu itu selama ia masih hidup. Tanpa sengaja, Veer melihat dan mendengar semua pembicaraan itu dari balkon rumah. Veer sempat tak percaya dengan apa yang dilihat dan di dengarnya, apa itu benar-benar sosok Tappu yang bicara yang akan membela Ichcha untuk mendapatkan hak sebagai menantu di rumah keluarga Bundela.

Veer menemui Tappu di tempatnya bermukim, menjauh dari keluarga untuk memastikan apa benar niat Tappu untuk membantu memperjuangkan hak Ichcha. Veer tak begitu saja mempercayai uacapan Tappu, karena selama ini yang ada Tappu hanya ingin merusak kehidupan dan kebahagiaan temannya itu. Mulai dari pertukaran pernikahan mereka. Tappu agak emosional dengan kenangan masa lalu yang diingatkan Veer. Tapi dia sudah menyadari dan berhenti sendiri dengan semua kejahatannya pada Ichcha.

Tappu sangat senang Veer ternyata sudah pulih ingatannya, ia menangis bahagia untuk itu. Tappu mencari tahu kapan dan dimana ingatan Veer pulih. Veer memberitau Tappu jika ia sudah ingat semuanya saat di rumah sakit. Tappu ingin memastikan apa Veer benar-benar sudah pulih. Ia meminta Veer untuk mengidentifikasi Ichcha saat itu. Veer menyebutkan jika guru di sekolah Damini Pathshala saat ini adalah Ichcha.

Veer balik bertanya bagaimana Tappu bisa berubah. Selama ini ia selalu bersengkokol dengan Mai untuk mengacaukan kehidupan Ichcha. Tappu memberi tau, semua karena putrinya, Mukta, yang siap mengorbankan apa saja demi Ichchanya. Ia kehilangan putri dan keluarganya, itu karena kebodohannya yang meninggalkan orang-orang yang mencintainya. Sekarang ia kembali untuk membantu Ichcha mendapatkan haknya.

Veer juga menyampaikan tekadnya pada Tappu. Ia akan memberikan hak Ichcha yang sudah dirampas, bahkan walau itu harus bertarung dengan seluruh keluarga. Veer siap menerima dukungan Tappu dengan berjabat tangan. Tappu mengucapkan janjinya.

Tappu masih tak mengerti satu hal, kenapa Veer masih diam dan pura-pura masih belum pulih ingatannya. Veer beralasan, semua dilakukannya karena semua keluarganya sudah berbohong padanya, terutama Mai. Ketika ia menanyakan Ichcha, Mai malah membohonginya tapi Veer tau jika cinta Ichcha selalu murni untuknya. Ia hanya tak habis pikir dengan Mai yang begitu marah pada Ichcha. Veer ingin Ichcha kembali ke kehidupannya.

Veer berterima kasih atas bantuan yang akan diberikan Tappu. Tappu meyakinkan Veer, bahwa ia siap berjuang untuk Ichcha melawan Mai.

Sinopsis Uttaran Antv


Ichcha-Veer belum bisa berkumpul, masalah baru muncul. Sepertinya hidup memang tidak selalu mudah buat Ichcha. Ia seperti kembali berada di tempat yang salah. Ia harus memberikan kesaksian di pengadilan demi membela Mukta. Ichcha menyelamatkan Mukta dari percobaan perkosaan yang akan dilakukan Yuvraj. Ichcha memberikan semua kesaksiannya dengan pasti, ia mengatakan bahwa ia melakukan semua itu karena menganggap Mukta sebagai anak perempuannya. Mukta sampai menangis haru.

Jogi Thakur yang datang ke kantor polisi dan tau apa yang dialami Mukta dan apa yang dilakukan Ichcha, semakin merasa bersalah terhadap hidup Ichcha, apalagi setelah tau siapa pelaku yang akan dijebloskan ke penjara atas kesaksian yang diberikan Ichcha tersebut, tak lain putra kandung Ichcha sendiri yakni Yuvraj.

Sementara itu, Mai, neneknya Yuvraj, menyalahkan Tej atas semua kenakalan yang dilakukan Yuvraj selama ini. Ia memohon pada Tej untuk menjauhi cucunya itu. Ia tak mau ada Vansh lain dalam keluarganya. Ia ingin keluarganya hidup tenang. Tej hanya tersenyum dingin mendengar permintaan Mai. Ia membela diri kalau tak melakukan apapun, Yuvraj memang sudah hancur dari sananya. Saat ini Yuvraj menikmati hidupnya pada usia muda itu.

Tej berteriak ke langit menumpahkan semua dendam yang dirasakan selama ini pada keluarga Bundela ini. Baldev Singh menikmati ‘bidadari’ di langit dan cucunya melakukan hal yang sama disini, dirinya hanya penonton karena Yuvraj sudah memiliki bibit yang siap dikobarkan dalam dirinya. Teh merasa hanya perlu memberi ruang untuk itu, percikan api dalam diri Yuvraj akan berkobar dan membakar hangus rumah ini. Tej berpikir akan hidup tenang melihat kehancuran keluarga ini, karena ia anak tidak sah dari rumah ini yang tidak pernah dianggap.

Jogi sampai harus ditenangkan Ichcha dengan keputusannya membela Mukta. Ichcha meyakinkan 'ayah angkatnya itu’ bahwa ia membela hak Mukta sebagai gadis. Jika pelakunya orang lain, bukan Yuvraj Veer, maka ia tetap akan berada di pihak si gadis, ia akan selalu berada di pihak kebenaran. Ichcha belajar semua itu dari Jogi. Jogi bangga pada Ichcha, putri yang telah dibesarkannya itu.

Saat Veer datang, ia awalnya terkejut melihat Ichcha ada bersama Jogi. Ichcha yang belum tau kalau ingatan Veer sudah pulih, menjelaskan jika ia memberikan kesaksian seperti itu karena sudah menganggap Mukta seperti anak sendiri. Veer yang memang sudah tak tau harus berbuat apa dengan kelakuan Yuvraj, menghormati tindakan yang diambil guru itu. Veer meminta maaf pada tuan Jogi atas semua kelakuan putranya.

Permasalahan hidup Ichcha dan Veer terus bergulir. Walau mereka bisa berkumpul lagi, tapi orang-orang di sekitar mereka yang iri dengan kebahagian, ketulusan sikap yang mereka miliki tidak pernah tinggal diam untuk menghancurkan kehidupan keluarga mereka, tidak bisa menghancurkan hubungan Ichcha, Tapasya dan Veer yang kembali membaik.

Setelah kepergian Ichcha, mereka mulai menghancurkan kehidupan generasi berikutnya, anak-anak dari keluarga tersebut.

Singkat cerita, perjalanan hidup Meethi sebagai putri Ichcha dan Veer, tidak lah mudah. Ia harus menjalani kehidupan berliku seperti yang dialami ibunya dulu, Ichcha. Tidak persis sama, tapi kesedihannya sangat mirip. Percintaan dan pernikahannya tidaklah mulus. Ia harus terpisah dari suaminya, Akash Chaterji, karena hasutan orang-orang yang iri dan ikut campur dalam kehidupannya.

Meethi bukan hanya secara fisik sangat mirip dengan ibunya, Ichcha, tapi juga secara sifat dan kepribadian. Ia selalu tersentuh dengan ketidak adilan yang terjadi di sekitarnya. Ia akan selalu membantu, walau kenyamanan dan ketenangan hidupnya sendiri di pertaruhkan untuk itu.

Setelah mengalami perjalan panjang yang penuh intrik permasalahan, bahkan setelah melewati percobaan bunuh diri yang dilakukan orang-orang jahat dan iri padanya. Di bagian-bagian terakhir kisah Uttaran, Meethi mulai menemukan ketenangan berumah tangga bersama suaminya, Akash. Walau tak ada anak yang lahir dari rahimnya, kisah Uttaran dalam versi lain tetap menjangkau kehidupan mereka.

Gadis kecil bernama Rani, putri dari Nandini dan Akash, yang lahir akibat buah dari hubungan orangtuanya, yang kelahirannya tak diinginkan sang ibu, karena tidak berhasil mencapai tujuannya mendekati Akash. Rani akhirnya menemui kebahagian hidup setelah berada dalam asuhan Meethi, sebagai istri Akash yang sah.

Nandini yang termakan rasa iri, hampir mencelakai putrinya sendiri ‘Rani’ yang sudah diterima Meethi dengan tulus dan kasih sayang. Rani jatuh koma karena memakan apel berisi ilmu sihir hitam yang sejatinya di tujukan untuk Meethi. Akash sangat murka dengan niat Nandini yang ingin menghabisi Meethi.

Di lain pihak, ada sosok Khanna yang punya dendam dengan Akash dan Vishnu. Dialah yang sudah bekerja sama dengan seorang yang punya ilmu hitam bernama Guru Ma/Daksa untuk membalas dendam. Ia memakai tangan Nandini untuk menghancurkan kehidupan keluarga musuhnya, dimulai dari keluarga Akash. Guru Ma sangat yakin jika ilmu sihirnya sudah bekerja, ia memantaunya lewat kelopak bunga yang ada di tempatnya.

Meethi sampai berlutut pada Nandini yang tidak lain adalah ibu kandung Rani, memohon untuk diantarkan ke Guru Ma yang punya ilmu sihir itu, mencari penawarnya. Akash semakin marah pada Nandini, ibu kandung yang tak punya hati pada putrinya sendiri. Akash meminta Meethi untuk tidak perlu berlutut pada wanita itu.

Meethi tidak mau mendengar pertengkaran karena saat ini waktunya semakin singkat sebab mereka hanya punya waktu 48 jam untuk menyelamatkan Rani. Meethi akan melakukan apa saja demi Rani, ia bahkan akan rela menukar nyawanya sendiri.

Nandini akhirnya membawa Meethi ke Guru Ma. Akash tidak bisa mendampingi karena ia harus tetap di rumah sakit, menjaga Rani. Si pemilik sihir sangat terkejut dengan kemunculan Meethi yang masih sehat walafiat.

Meethi memohon pada Guru Ma tersebut untuk menyelamatkan Rani. Guru Ma justru marah pada Meethi memberitahu bahwa siapapun yang sudah makan apel itu tidak akan selamat karena tidak ada obatnya. Meethi tidak percaya, ia yakin bahwa Dewa tidak akan pernah membiarkan kejahatan menang melawan kebaikan.

Guru Ma tidak terpengaruh, ia mempersilahkan Meethi untuk berdoa sebanyak yang dia mau sambil mengingatkan bahwa bunga yang belum berubah menjadi hitam, itulah waktu yang tersisa bagi Meethi untuk menyelamatkan Rani. Guru Ma juga menantang Meethi bahwa Dewa sendiri tidak bisa menghentikan apa yang sudah ia mulai. Meethi menerima tantangan itu. Ini tentang pertarungan baik dan jahat, doa penuh cinta dari seorang ibu atau mantra sihir yang jahat.

Damini muncul di rumah sakit. Ibunya Akash, Maiyya menangis. Ia berkeluh kesah kenapa harus cucunya yang mengalami kesalahan masa lalunya. Damini menjawab jika semua itu adalah takdir, hidup dan mati adalah milik Dewa. Sekarang waktunya berdoa, bukan hanya menyesal, Dewa akan mendengar doa seorang ibu.

Meethi yang ditolak oleh Guru Ma untuk menyelamatkan Rani justru menguatkan Nandini yang menyesal atas semua yang dilakukannya, ia khilaf telah bersekongkol dengan ilmu hitam. Sopir taksi yang mendengar pembicaraan itu, sampai menghentikan taksinya dan memberi tahu bahwa ada solusi dari masalah dua wanita itu yang pernah ia dengar dari ayahnya. Sopir taksi berkata jika ada seseorang yang dikutuk atau terkena ilmu hitam, ia bisa disembuhkan oleh ular keramat yang diberi susu. Meethi langsung meminta untuk diantarkan ke kuil ular.

Di kuil ular, Meethi membawa persembahan susu dan berdoa dengan khusyuk pada Dewa Shiwa, si pemilik kuil dan ular. Seekor ular muncul dan Meethi mengulurkan mangkok susunya. Ular pun meminum susu. Meethi dan Nandini merasa lega. Meethi meminta keselamatan untuk putrinya. Di tempatnya, Guru Ma, juga sedang membaca mantra sihir dengan serius.

Rani semakin kritis, ia memanggil Meethi dalam ketidak sadarannya. Akash dan yang lain coba menghubungi Meethi, tapi tak dijawab. Dokter menyerah memberitahu bahwa Rani sudah tak tertolong, keluarga pun terkejut mendengarnya.

Sementara di kuil ular, orang suci memberitahu bahwa ada satu cara lagi untuk menyelamatkan anak-anak yang bisa ditempuh dengan berjalan diatas bara api. Meethi langsung menyetujuinya. Nandini berusaha mencegah kenekatan Meethi demi mencari keselamatan Rani. Meethi tetap dengan tekadnya karena baginya hari ini kejahatan harus kalah. Sebelum melangkah diatas bara Meethi berdoa, memang kakinya terasa sangat sakit tapi ia tak menyerah. 

Guru Ma, mulai merasakan ketidaknyamanan dalam membaca mantra sementara di rumah sakit, Rani mulai menggerakkan jarinya, mulai bernafas lagi.

Sinopsis Uttaran Lengkap


Kain hitam milik Guru Ma terbakar, bersamaan dengan kehilangan kesadarannya. Meethi juga sudah selesai dengan ritual bara apinya. Nandini tak habis pikir dengan tekad Meethi terhadap keselamatan Rani yang adalah putri kandungnya. Meethi bahkan baru mengenal putrinya itu. Nandini menjadi malu pada diri sendiri.

Damini menelpon Meethi guna memberi kabar bahwa Rani telah selamat, Meethi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Semua keluarga pun bahagia. Rani begitu senang begitu bertemu dengan Meethi.

Nandini sendiri menerima kesalahannya. Saat ini ia hanya ingin minta ma’af pada Rani dan semuanya. Maiyya merespon bahwa Dewa pun tidak bisa mema’afkan apa yang sudah dilakukan Nandini. Nandini mengangguk pasrah. Akash menambahkan bahwa jika Rani tahu kebenarannya, dia tidak akan bisa mema’afkannya.

Khanna yang masih belum menyerah dengan kegagalannya mencelakai Akash dan keluarga, datang untuk berduel. Akash berhasil menjatuhkan Khanna. Nandini melihat dari jauh. Akash yang merasa sudah cukup membela diri dan memberi pelajaran pada Khanna, berbalik, meninggalkannya. Ia tidak menyadari jika Khanna menodongkan pistol di belakangnya. Nandini yang melihat hal itu, berlari dan berteriak memberi tau Akash. Ia juga menyerang balik Khanna, hingga pistol itu balik mengenai Khanna.

Polisi mengadakan penyelidikan, Akash memberi keterangan jika Khanna menyerangnya dan akan menembaknya. Nandini hanya membantu sebab jika tidak, maka dialah yang mati saat ini. Meethi terkejut mendengar hal tersebut. Mirip dengan apa yang dulu dialami ibunya, Ichcha.

Meethi bertanya tentang kenekatan Nandini. Nandini memberi alasan, ia hanya memenuhi janjinya pada Rani, tidak ada yang bisa membunuh Akash selama ia masih hidup. Meethi menyesalkan sikap Nandini, seharusnya ia memikirkan Rani. Nandini tidak merasa khawatir apapun tentang Rani selama Meethi bersama Rani. Meethi, Akash dan Maiyya, sudah saatnya hidup tenang dengan Rani. Nandini berkata akan melakukan penebusan dosanya sekarang di penjara.

Meethi coba menyelamatkan Nandini, tapi polisi hanya melihat bukti di lapangan dan pengakuan si pelaku utama. Kehidupan keluarga Meethi-Akash bersama Rani dan Maiyya pun berjalan ceria.

Di kantor polisi, Nandini mengetahui satu hal, ia melihat seorang gadis kecil yang sedang ditenangkan polisi, yang sedang berteriak-teriak memanggil ayahnya, Khanna. Dari seorang polwan, Nandini juga tahu jika ibu si gadis kecil bernama Tanu itu juga sudah meninggal. Nandini semakin merasa buruk, ia ingat dengan Rani yang jauh lebih beruntung memiliki keluarga yang menyayanginya.

Saat Meethi mengunjunginya ke penjara, Nandini mengajak Meethi bicara. Ia tidak menyesal membunuh Khanna, tapi ia merasa bersalah pada seorang gadis kecil. Meethi berpikir Nandini membicarakan Rani, tapi mata Nandini melirik ke arah Tanu yang sedang berusaha diberi makan oleh polwan. Nandini memberi tahu bahwa gadis itu adalah putri Khanna, Ibunya juga sudah lama meninggal. Polisi akan mengirimnya ke panti asuhan dan ia akan mendapatkan warisan Khanna setelah berusia 18 tahun.

Nandini juga menyampaikan kegelisahannya bahwa jika Tanu jatuh ke tangan yang salah maka dia akan menjadi Chameli lain, biang kerok dari kesusahan yang sudah dialami oleh orang-orang yang mencintainya. Nandini meminta Meethi untuk menjadi ibu bagi putri Khanna dan mengadopsinya karena bagi Nandini tak ada ibu yang lebih baik bagi Tanu selain Meethi.

Sementara Tanu menolak makan buah, ia melemparkannya dan buah itu mendarat dekat Meethi yang sedang menatapnya. Nandini bertanya pendapat Meethi. Meethi memberitahu, ia teringat masa kecilnya sendiri. Ia juga tahu bagaimana rasanya tidak memiliki orangtua di masa kecil, tapi Damini dan Kanha memberikannya cinta. Cinta mereka berdualah yang bisa memberi pengertian padanya, hingga ia bisa menerima kedua orangtuanya, Ichcha dan Veer.

Singkat cerita, Meethi memberitahu Akash tentang kondisi Tanu atau Tamanna. Akash juga setuju dengan keputusan Meethi. Mereka membawa Tanu ke rumah mereka, Rani dan Maiyya terkejut. Akash menjelaskan ini adalah rumah baru bagi Tanu. Meethi memberitahu keluarganya bahwa gadis kecil bernama Tamanna itu akan tinggal bersama mereka. Tapi, ternyata itu tak berjalan mulus. Rani menolak kehadiran gadis kecil lain di rumahnya. Ia tak mau berbagi Meethi dengan gadis manapun.

Rani melakukan protes keras. Meethi menjelaskan bahwa mulai sekarang dia akan mempunyai dua anak perempuan. Rani tetap menolak. Sementara Akash menenangkan Tanu yang mendapatkan penolakan dari Rani.

Meethi meminta ma’af pada Maiyya, karena tidak sempat meminta pendapatnya. Itu karena mereka terdesak waktu, ia hanya sempat meminta persetujuan Akash. Maiyya menenangkan Meethi berkata semua akan bisa diatasi.

Maiyya membujuk Rani, mengatakan bahwa ia adalah cucunya, putri Akash, darah dagingnya, pewarisnya, semua yang ada di rumah ini adalah milik Rani  jadi biarkan gadis kecil itu tinggal disini, dia tidak memiliki hak. Rani cukup memberikan Tamanna pakaian lamanya, mainan, buku, semua barang bekas miliknya. Gadis kecil itu sudah akan sangat senang dengan pemberian itu. 

Rani masih keberatan jika Meethi  menyuapi si gadis kecil dengan tangannya juga. Maiyya memberitau sebuah trik, biarkan saja satu dua kali Meethi menyuapi, Rani kan mengetahui sikap Meethi, kalau Rani terus-terusan marah, ia justru tidak akan mendapatkan perhatian apa-apa. Rani harus melakukan drama kecil juga untuk membuat Meethi bahagia dengan gadis kecil itu. Rani mengangguk setuju. Sejak saat itu, Rani berusaha mengontrol dirinya sendiri saat marah dan cemburu melihat orangtuanya memperhatikan Tanu.

Damini berkunjung dengan Sumitra ke rumah Meethi. Hal itu membuat Meethi terkejut, begitu juga dengan Maiyya. Sumitra Devi menjelaskan jika anak-anak bisa menjadi teman kenapa mereka orangtua tidak bisa memilah-milah perbedaan. Maiyya kagum dengan perubahan sikap Sumitra.

Damini bertanya pada Meethi tentang Tamanna, apa itu sebuah keputusan yang benar mengingat, Rani sendiri juga baru masuk dalam kehidupan keluarga Meethi dan Akash, bagaimana ia bisa menerima Tamanna.

Meethi meyakinkan Damini, bahwa ia belajar semuanya dari dia. Karena ayah dan ibunya juga bisa menerima Kanha, Kakeknya dan keluarganya juga menerima Damini dan Ichcha di rumah mereka maka Rani juga pasti akan bisa memahami dan menerima Tamanna seperti ia menerima Rani sebagai putrinya. Mereka berdua akan menerima satu sama lain.

Sumitra masih meragukan pilihan yang diambil Meethi. Karena Meethi belum melihat apa yang mereka lihat dan alami. Ia mengingatkan Damini, bagaimana mereka yang sudah tua ini dulu melihat bagaimana Tappu telah membawa Iccha ke rumah dengan memegang tangannya. Tapi Damini juga pasti tidak lupa apa yang terjadi setelah itu, Tappu mulai merasa iri pada Ichcha karena cinta orangtuanya sudah terbagi. Tappu menaruh kemarahan dan kebencian pada Ichcha selama bertahun-tahun.

Sumitra menambahkan pada Meethi, bahwa ia dan Damini sudah menjalani perjalanan panjang persahabatan dan permusuhan bersama-sama. Mereka berdua telah melawan satu sama lain untuk hidup mereka, tetapi sekarang mereka jadi takut. Mereka berharap sejarah tidak akan terulang di rumah ini.

Meethi berjanji pada Sumitra bahwa sejarah tidak akan terulang, Rani putrinya pasti akan menerima Tamanna. Sumitra mendoakan semoga kata Uttaran/barang bekas tidak membuat kekacuan lagi. Ia juga berdoa bahwa gadis-gadis kecil itu tidak membiarkan kemarahan atau kecemburuan masuk dalam kehidupan mereka. Sisanya terserah Dewa.

Bersamaan dengan itu, terdengar teriakan Rani pada Tamanna bahwa itu adalah kamarnya. Sumitra dan Damini saling menatap cemas. Rani terus berteriak bahwa Tamanna bukanlah adiknya. Walau Meethi datang untuk mendamaikan, Rani tetap bersikeras ia tidak mau berbagi apapun dengan Tamanna, tidak akan mentolerir apapun yang disentuh.

Sumitra dan Damini seperti terhisap ke masa lalu, mereka ingat bagaimana Mukta tidak mau berbagi kamar dengan Meethi. Maiyya datang ke kamar Rani, Meethi menjelaskan pada ibu Akash jika Rani bukanlah anak nakal. Kemudian Meethi berkata tegas pada Rani bahwa Tamanna akan tinggal di kamar itu bersama Rani. Rani cemberut saat Meethi mengembalikan tas Tamanna.

Meethi mengingatkan Rani, saat Rani datang ke rumah ini, semua menerimanya, apa ada masalah dengan itu, sekarang apa masalahnya dengan kedatangan Tamanna. Rani memanggilnya ibu, tapi tidak manu menerima apa yang dikatakannya. Meethi kembali menegaskan bahwa Tamanna akan berbagi kamar itu mulai hari ini. Meethi kemudian menyuruh Tamanna untuk menjabat tangan Rani.

Sumitra, bisa melihat dengan jelas ada sosok Tappu di diri Rani. Meethi masih mendamaikan dua gadis kecil itu menjelaskan  bahwa Tamanna harus selalu ingat jika Rani adalah kakaknya, ia harus mendengarkan, Rani juga harus berjabat tangan dengan Tannu sebagai seorang adik, itu menjadi tanggung jawab Rani mulai sekarang, Tamanna tidak boleh terluka karena ulah Rani.

Rani tetap tidak terima Tamanna adalah adiknya. Ia mendorong Tamanna keluar kamar. Meethi sampai berteriak pada Rani mengatakan bahwa ia menerima Rani sebelumnya sama seperti ia menerima Tamanna hari ini. Rani malah semakin marah karena Meethi telah berteriak padanya hari ini gara-gara gadis bernama Tamanna itu. Maiyya menyudahi dengan berkata jika hari ini Rani akan tidur bersamanya.

Damini kembali mengingatkan keputusan Meethi bahwa Ia tidak boleh kehilangan kesabarannya, karena dalam hal ini, anak-anak tidak bersalah. Damini mengatakan untuk memberi waktu pada mereka berdua. Meethi mengangguk. Sumitra setuju dengan pendapat Damini mengatakan anak-anak seperti pasir basah, orangtua bisa membentuk sesuai keinginannya.

Damini kemudian menghampiri Tamanna dan memperkenalkan diri, kemudian memberi tau jika Meethi sudah menerimanya sebagai putrinya jadi jangan takut, Meethi akan selalu menjaganya, mencintainya selalu seperti putrinya. Damini tersenyum pada Tamanna. Gadis kecil itu akhirnya juga tersenyum.

Keesokannya, Maiyya membangunkan Rani dan menyuruhnya meminta ma’af pada Meethi. Rani awalnya keberatan. Maiyya mengingatkan bahwa Meethi dan Akash adalah orangtua Rani, dan akan tetap seperti itu. Rani berlari ke kamarnya, tapi yang dilihatnya justru membuatnya cemburu, Meethi tengah menemani Tamanna tidur. Ia kembali marah karena cemburu.

Selanjutnya, Rani mulai mempermainkan Tamanna. Rani mengejeknya saat mau mengambil pakaian di lemari karena semua adalah miliknya. Tamanna jadi bingung, bagaimana dia mengganti pakaian setiap harinya, Rani tak peduli. Sesaat, Rani ingat apa yang diucapkan Maiyya padanya, ia sudah berjanji untuk memberikan barang lamanya pada Tamanna. Rani kemudian memberikan pakaian lamanya (Uttaran) ke Tamanna. Tamanna melihat sedih ke gaun yang dipakainya dan ia ingat ayahnya. Rani justru tersenyum senang melihat hal itu.

Saat Meethi melihat Tamanna dalam pakaian bekas Rani, ia terkejut. Begitu juga dengan Akash. Ia bertanya, bukankan ia sudah membelikan Tamanna pakaian baru. Tamanna hanya menjawab lirih jika ia menyukai pakaian tersebut. Meethi dan Akash semakin terkejut. Tamanna melihat Rani senang dengan jawaban yang diberikannya.

Meethi memberitahu Tamanna bahwa ia tidak perlu memakai Uttaran/barang bekas apapun di rumah ini. Maiyya tidak setuju dengan ucapan Meethi. Mereka sudah dengar bahwa Tamanna memakai pakaian itu karena menyukainya sebab Rani adalah pewaris dari rumah ini.

Tamanna jadi bertanya pada Meethi, apa itu Uttaran. Meethi jadi ingat kilas balik kisahnya sendiri. Saat ia datang ke rumah Thakur pertama kalinya Sumitra juga mengucapkan hal yang sama bahwa Mukta adalah pewaris dari rumah ini, Keluarga mereka juga percaya dalam memberikan Uttaran. Saat itu Meethi juga menanyakan hal yang sama, apa itu Uttaran tapi Sumitra justru menyuruhnya bertanya pada Damini, karena Daminilah yang tau arti kata Uttaran. Meethi agak bingung menjawab pertanyaan Tamanna tentang Uttaran.

Dengan terbata, Meethi menjawab bahwa Uttaran adalah ketika seseorang memberikan barang-barang tuanya, mainan atau baju sambil mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkannya lagi. Tamanna langsung melihat gaun yang dipakainya, berarti ini pakaian Uttaran.

Akash menyangkal penjelasan Meethi tentang Uttaran, dan menjelaskan Uttaran itu berarti berbagi apapun yang kita miliki dengan orang lain, seperti cinta dan nilai-nilai, segala sesuatu yang berharga bagi kita, kita bagi dengan orang lain, itulah Uttaran yang sebenarnya. Meethi tersenyum mendengar penjelasan Akash.

Tamanna jadi senang, itu berarti tidak ada salahnya memakai pakaian Uttaran kakak Rani karena kakak sudah memberikan padanya dengan cinta. Akash dan Meethi bisa melihat kebingungan di wajah Rani. Akash memanfaatkan situasi itu, dengan menegaskan bahwa itu adalah bentuk cinta dari seorang kakak pada adiknya. Meethi bisa melihat Rani terkejut. Akash memeluk Tamanna. Tamanna tersenyum pada Rani, tapi Rani membuang muka dengan marah. Meethi pun memberi perhatian pada Rani.

Tapi Rani sudah terlanjur marah. Ia pergi dari meja makan dan akan ke sekolah dengan sopir. Maiyya mengingatkan Akash dan Meethi tentang sikap mereka yang lebih memperhatikan Tamanna. Akash menegaskan pada ibunya bahwa mulai sekarang segala sesuatu di rumah ini adalah milik Rani dan Tamanna.

Damini akhirnya mengingatkan Maiyya bahwa orangtualah sebenarnya yang membuat anak-anak bersikap salah terhadap keluarga sendiri, jika orang tua tidak mengajarkan cemburu, maka mereka berdua akan akur. Tapi Maiyya sudah seperti Sumitra ke dua. Ia tetap tidak bisa terima, Rani adalah darah dagingnya, ia adalah pewaris dari rumah ini yang pada akhirnya ada juga setelah sekian tahun (karena meethi tidak bisa memberikan anak untuk Akash).

Ternyata semua tidak berjalan seperti keinginan Meethi. Di sekolah ternyata Rani berulah, ia memberitahu pada semua teman-temannya di sekolah bahwa Tamanna adalah anak yatim piatu yang diadopsi oleh orangtuanya. Tamanna sampai shock mendapat perlakuan seperti itu.

Sumitra kembali mengingatkan Meethi, bahwa kecemburuan seperti itu akan menjadi masalah besar dimasa depan. Meethi tetap tidak menyerah mengatakan kecemburuan bisa terjadi jika berasal dari keluarga berbeda tapi kedua gadis kecil itu dia anggap sebagai putrinya. Meethi berkata sudah belajar banyak dari ibu Ichcha dan Tapasya, Mukta dan dia juga melalui hal serupa. Meethi tidak ingin Rani dan Tamanna mengalami hal yang sama.

Meethi berjanji tidak akan ada kecemburuan, ia akan membesarkan dua gadis kecil itu sedemikian rupa, mereka akan seperti dua saudara kandung. Tapi Maiyya tidak setuju dengan keputusan Meethi dengan alasan bahwa darah daging tetap darah daging, orang luar tetaplah orang luar.

Damini harus mempertegas kembali tekad Meethi. Tapi Meethi sudah membulatkan tekadnya. Malam harinya, Akash membangunkan Rani untuk ucapan selamat ulang tahun. Meethi dan Maiyya juga hadir. Tamanna hanya melihat dari luar kamar, sambil meninggalkan sebuah kartu di dekat pintu. Meethi melihatnya dan ternyata itu kartu ucapan ulang tahun untuk kakak Rani. Sebuah kartu lain jatuh dari buku yang dibawa Tamanna, ternyata itu kartu ucapan ulang tahun untuk Tamanna sendiri.

Meethi jadi mendapat ide. Ia sebelumnya hanya mempersiapkan satu pesta ulang tahun untuk Rani pada hari ini. Saat pesta berlangsung, saat Rani sibuk dengan hadiah dan teman-temannya, Meethi dan Akash muncul bersama Tamanna yang di dandani sama persis dengan semua atribut yang dipakai Rani. Rani pun terkejut. Di tambah Akash juga membuat Tamanna berdiri di sebelahnya di dekat kue ulang tahun.

Damini terkejut mengetahui jika anak-anak Meethi berulang tahun pada tanggal yang sama. Dan saat pemotongan kue, Rani pun melempar kue ulang tahunnya seraya berkata ia tak merayakan ulang tahunnya dengan siapapun karena Ini adalah hari ulang tahunnya, bukan Tamanna.

Damini ingat saat Ichcha dulu juga mendapatkan perlakuan yang sama saat menghadiri ulang tahun. Sejarah sudah mulai terulang kembali di rumah ini.

Meethi menegur sikap Rani yang diluar batas kesopanan. Rani dengan beraninya menjawab bahwa dirinya tidak diajarkan sopan santun karena yang tau sopan santun hanya Meethi seorang. Meethi hampir menampar Rani, tapi urung di lakukan. Rani marah pada Meethi, mengatakan bahwa Meethi tidak mencintainya, ia hanya mencintai Tamanna. Maiyya mengingatkan Meethi bahwa hal itu pasti terjadi.

Meethi menangis karena merasa gagal menjadi seorang ibu. Ia tidak tau caranya lagi untuk memberi tau Rani bahwa ia sangat mencintainya. Tamanna datang menghibur Meethi. Tanaman meminta Meethi mengirimnya kembali karena tidak senang melihat Meethi menangis sebab Meethi adalah ibu perinya. Tanaman mengatakan jika ayahnya pernah bercerita kalau ibu peri tidak menangis dan semua akan baik jika ia pergi dari sini, Kakak Rani tidak akan marah dan ibu peri Meethi tidak perlu menangis.

Akash duduk di depan Tamanna dan mengatakan dia adalah anak pintar tapi jika Tamanna pergi lantas siapa yang akan membuat ibu peri tersenyum, siapa yang akan menghapus air matanya. Akash berkata bahwa Tamanna harus terus tinggal bersama mereka jika ingin membuat ibu peri senang. Tamanna mengangguk, ia melihat Meethi tersenyum. Semua orang yang masih ada disitu jadi terharu. Akash pun mencium Tamanna.

Maiyya memaksa Meethi dan Akash membuat keputusan tentang siapa yang akan tinggal di rumah, Rani atau Tamanna karena jika keduanya tinggal bersama akan timbul masalah sebab melereka berdua saling iri, permusuhan akan terus meningkat lalu apa yang akan terjadi dimasa depan.

Sumitra buka suara mendengar ucapan Maiyya. Ia mengingatkan nenek Rani itu bahwa dulu ia melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Maiyya hari ini. Sumitra menyadari hari ini jika itu adalah kesalahannya, Meethi berdiri di tempat dulu Damini berada, sedang Maiyya ada di posisinya, anak-anak akan belajar apa yang akan kita ajarkan, mereka bersikap seperti kita dan membentuk pola pikir mereka. 

Sumitra mengatakan melihat Meethi hari ini jika bisa kembali ke masa lalu, dia tidak akan membuat kesalahan karena sudah menanamkan kemarahan dan kebencian di hati Tapasya dulu, jika dulu tidak dirinya lakukan, maka hari ini akan berbeda ceritanya. Damini meletakkan tangannya di bahu Sumitra untuk menguatkannya.

Sumitra terus bicara bahwa dirinya tahu apa yang sudah dilalui Damini dalam hidupnya, dirinya telah melihat di rumah ini, di depan mata permainan kecemburuan, dirinya juga menanamkan kecemburuan dan kebencian di dalam hati Mukta, beruntung mereka lebih matang dari kami, mereka belajar dan mengerti dari apa yang sudah dialami ibu mereka, Tappu dan Ichcha, itu sebabnya Meethi dan Mukta tidak bisa saling membenci.

Maiyya masih membela diri denganengatakan bahwa kasus Rani dan Tamanna berbeda. Sumitra membantah  mengatakan satu-satunya perbedaannya hanyalah pada masa lalu dirinyalah yang memulainya, dan pada hari ini dialah yang memulainya, jika dia menerima gadis itu, Rani tidak akan berani berbuat salah, jika salah satu dari mereka menghapus perbedaan ini maka semua masalah akan hilang dan setelah itu, kisah Uttaran ini tidak akan terulang lagi dalam generasi baru sekarang.

Sumitra meminta Maiyya untuk memahami anak-anak. Damini juga menambahkan, Maiyya tidak akan bisa tenang jika keluarga seperti ini, sekarang masih ada waktu memperbaiki semuanya. 

Maiyya akhirnya memahami kesalahan yang dilakukannya dan ia sudah melihat akibatnya. Ia akhirnya bicara, darah setiap orang adalah merah. Maiyya kemudian mendekati Tamanna, mengucapkan selamat ulang tahun. Maiyya juga mengatakan bahwa sekarang Tamanna juga cucunya dan akan tinggal bersama mereka.

Semua yang hadir jadi lega. Meethi tersenyum, sekarang tidak akan sulit memberi pengertian pada Rani. Akash mendapatkan ide. Ia datang ke kamar Rani. Duduk di sampingnya, di lantai. Ia memberikan telpon pada Rani berkata ada yang ingin bicara. Akash juga menambahkan jika ia sudah memberitau si penelpon jika Rani tidak mau bicara dengan siapapun. Tapi si penelpon yakin Rani pasti mau bicara dengannya.

Rani melihat siapa yang menelpon. Rupanya Nandini yang mengucapkan selamat ulang tahun. Rani senang mendengar suara Chameli. Nandini mengingatkan putrinya itu bahwa ibu Meethi sudah membuat begitu banyak persiapan ulang tahun, tapi Rani malah menangis. Rani mengadu pada ibunya, bahwa Nandini tidak tahu apa-apa, orang-orang ini tidak baik sama sekali. Rani berkata ibu Meethi sudah berubah, ia membawa seorang gadis bernama Tamanna, ia tidak lagi mencintai Rani.

Nandini bicara di telpon pada Rani, dia tidak percaya Rani bisa berbicara seperti itu. Rani masih membela diri mengatakan dirinya tidak salah dan ibu Meethi hanya mencintai Tamanna, dia tidak mencintainya, tidak tau dia membawa Tamanna dari mana. Nandini memberitau Rani, bahwa dialah yang meminta ibu Meethi untuk membawa Tamanna, ia memintanya untuk mengurusnya.

Nandini tidak percaya Rani bisa melawan Meethi. Nandini mengingatkan Rani, bagaimana ia bisa lupa bagaimana ibu Meethi menerimanya, memberikannya cinta dan rumah lalu kenapa Rani cemburu saat ia memberi cinta yang sama untuk Tamanna. Nandini berkata jika Tamanna tidak memiliki siapapun untuk merawatnya karena orangtuanya sudah meninggal dan apa salahnya jika ibu Meethi menerimanya.

Nandini berpesan pada Rani, ia ingin Rani menjadi seperti Meethi, menjadi orang yang baik, Rani tidak akan senang jika seperti Chamelia, hidupnya akan berubah jika ia bersikap seperti Meethi tapi semua terserah Rani, Rani mau jadi apa. Rani memberi tau Nandini, ia sudah mengerti ia ingin menjadi apa.

Meethi yang menguping pembicaraan telpon ibu dan anak itu menyeka air matanya. Ia kemudian memberi tau bahwa ia akan menyiapkan makan malam untuk mereka. Rani memanggil dan memohon ma’af padanya. Rani berkata tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Ia tau Meethi benar-benar orang yang baik. Ia ingin seperti Meethi, dan benar-benar minta maaf. Rani menyentuh kaki Meethi. Meethi menghentikan sikap Rani, dan memberitau bahwa Rani adalah putrinya, tidak perlu menyentuh kakinya, tidak perlu meminta ma’af. Ia sudah merasa cukup dengan Rani menyadari kesalahannya.

Rani akhirnya setuju untuk meminta ma’af pada Tamanna juga. Ia mengajak Meethi menemui Tamanna. Rani menemukan Tamanna sedang duduk di halaman, sedang menangis. Dia mengulurkan kartu ucapan ma’af. Tamanna diam, tidak mengambilnya. Rani membukakan kartu yang dibawanya untuk Tamanna yang berisi ucapan ma’af dari kakak Rani. Tamanna tersenyum dan Rani mengucapkan ma’af.

Tamanna merespon permintaan ma’af Rani itu hanya untuk hari ulang tahunnya. Ia berkata akan pergi. Rani menggeleng mengatakan Tamanna tidak boleh pergi karena ini kesalahannya, Tamanna harus mendengarkan apa yang dikatakannya karena ia lebih tua. Tamanna akhirnya mengangguk.

Rani meminta kepastian Tamanna, apa ia akan mema’afkan jika ia membuat kesalahan. Semua keluarga muncul. Rani merangkul Tamanna, ma’afkan aku adikku. Tamanna bertanya apa Rani benar-benar menganggapnya sebagai adik. Rani menegaskan dengan membantu Tamanna bangun dan berpelukan.

Sumitra dan Damini menjadi lega. Tamanna melihat Meethi, ia memberitau kakak Rani, bagaimana ibu Peri menangis. Meethi menggeleng, sebagai isyarat ia baik-baik saja. Rani mengatakan seandainya ia tahu bagaimana membuat senyum di wajah itu, kemudian berbisik di telinga Tamanna. Kedua gadis kecil itu bersama-sama memeluk ibu mereka, keduanya serempak memanggil ibu. Semua tersentuh melihat pemandangan itu.

Episode Terakhir Uttaran


Meethi tersenyum haru, ia membungkuk, kedua gadis kecil itu memberinya ciuman di pipi kiri dan kanannya secara bersama-sama. Meethi berbisik pada gadis-gadis itu untuk selalu bersama.

Damini mengatakan pada Meethi bahwa ia bangga hari ini Meethi telah melakukan apa yang generasinya tidak bisa capai, Meethi sangat kuat, dan belajar banyak dari kehidupan orangtua dan kehidupannya sendiri. Sekarang anak perempuan Meethi telah memberi arti baru untuk Uttaran, tidak hanya menghapus kebencian dari kehidupan masa kecil mereka. Ketika ia melihat hari ini, ia melihat perjalanan panjang, generasi baru saat ini berdiri dimana kita berdiri kemarin, besok akan ada generasi lain dan kami akan menyaksikannya tumbuh dari kejauhan. Setiap kehidupan mengajarkan kita sesuatu yang baru. Aku miskin, bekerja di rumah orang kaya. Memang ada perbedaan antara kaya dan miskin, tapi cinta ada diatas semua perbedaan itu.

Damini terus mengungkapkan isi hatinya, ia telah mendengar banyak hal dan dibesarkan di Uttaran, putrinya juga dibesarkan dalam kata Uttaran, kata itu digunakan untuk menyakiti dan membuat nya marah, setiap kali sesuatu diberikan pada anak nya dengan banyak cinta, apakah itu Uttaran?? Tidak, itu adalah cinta.

Damini mengakui pada Meethi bahwa ia sempat takut, bahwa kata Uttaran itu akan bergema juga pada putri-putri Meethi. Ia takut Maiyya akan mengulang hal yang sama yang dilakukan Sumitra. Ia berfikir sepanjang malam, ia bisa melihat seluruh hal dalam cahaya yang berbeda.

Sinar matahari bukanlah Uttaran malam. Bulan membuat malam indah. Kita tidak pernah mendengar bulan mengeluh bahwa ia hidup dari Uttaran Matahari. Angin, bumi, gunung, laut, mereka semua memberi kita sesuatu. Tapi, apakah mereka pernah mengeluh bahwa kita hidupa di Uttaran mereka. Mengapa kita manusia berfikir seperti itu makna dari Uttaran. Apa yang harus benar-benar kita berikan pada orang lain. Kita datang dan meninggalkan dunia ini dengan tangan kosong.

Damini terus menyimpulkan hidup yang sudah dijalaninya, dalam perjalan kehidupan ini, jika kita memberikan sesuatu pada seseorang dengan cinta, apakah kita akan menyebutkannya Uttaran. Perjalanan hidup kami adalah pengalaman dan ajaran. Setelah sekian lama, kami akhirnya mengerti apa arti Uttaran yang sesungguhnya.

Kisah Uttaran berakhir di generasi baru Meethi, alias cucu Damini. Generasi keempat. Damini-Nani, Ichcha-Tapasya, Meethi-Mukta dan berakhir di Rani-Tamanna.

Nah, kawan pencinta Uttaran, betapa kompleks kisah yang diceritakan dalam serial Uttaran ini. Betapa banyak kerumitan dan kekisruhan hidup yang dialami para tokohnya. Betapa rumit memutus mata rantai makna Uttaran yang salah, tentang berbagi barang bekas, lungsuran, kepada orang lain dari mereka yang tak memerlukannya.

Padahal ternyata Uttaran itu adalah berbagi dengan ikhlas, tak peduli barang apapun itu. Sinopsis umum Uttaran diatas hanyalah secuil saja, belum lengkap, jadi kaliam harus tetap mengikuti episode per episodenya dari persahabatan dua gadis dari empat generasi. Intifilm.com