Uttaran Episode 414 (Episode Terakhir) minggu 18 september 2016 (ANTV)

Sinopsis Uttaran episode terakhir ,Episode 414  yang tayang di ANTV pada tanggal minggu 18 september 2016 menceritakan tentang,Khana sedang bicara melalui telfon.
Khana : Apa? Guru Ma sudah tiada?

Khana kemudian mematikan telfon dan mengambil pistol dari laci mobilny.

Khana : Kuharap pistol ini tdk dibutuhkan, namun saya akn menggunakanny kalau terpaksa.

Khana turun dari mobilny.

Akash melihat Khana di loby rumah sakit.
Sinopsis Uttaran episode 414 ,episode terakhir

Sinopsis Uttaran episode 414 (episode terakhir)

Akash : Selamat atas kebebasanmu namun menjauhlah dari keluargaku.

Khana : Hahahaha. tdk sulit bagiku utk bebas dari penjara.

Akash : Sebaikny kamu menjauh dariku. Semakin kamu menjauh dariku, semakin baik. saya pasti akn mengirimmu dan Guru Ma ke penjara!

Nandini menguping pembicaraan mereka.

Khana tersenyum.

Khana : Guru Ma sudah mati.

Nandini terkejut mendengarny.

Khana : saya tdk mudah mati. Dengarkan saya baik2, pergi ke kantor polisi dan katakan bahwa flashdisk itu palsu.

Akash : kalau tidak? Apakah kamu akn membunuhku?

Khana : Tidak. Ada banyk cara utk membunuh seseorang. Serang anggota keluargany, maka tugasmu akn menjadi lebih mudah.

Akash merasa marah mendengar gertakan Khana, dia hampir melayangkan tinjuny kearah Khana. Seorang perawat menghampiri Akash.

Perawat : Tuan, tolong secepatny beri obat kepada Rani. Kami harus memberikanny suntikan.

Khana memegang lengan Akash dan mencium kepalan tanganny.

Khana : Pergilah.

Akash : Menjauh dari keluargaku!

Akash kembali ke kamar Rani.

Nandini menyusul Khana yang berjalan meninggalkan rumah sakit.

Nandini : Khana! Menjauhlah dari Akash dan keluargany! saya bisa mengorbankan nywaku demi mereka.

Khana : Hei Chameli, selama ini kamu yang memintaku utk menghancurkan keluarga Akash. Apa yang terjadi padamu secara tiba2?

Nandini : Chameli sudah mati, orang yang berdiri dihadapanmu ini adalah Nandini. saya tdk akn memaafkanmu kalau kamu mencoba menykiti Akash atau keluargany!! Khana menarik lengan Nandini dengan kasar.

Khana : saya bersumpah akn membunuh Akash tepat dihadapanmu! kamu tdk akn bisa melakukan apapun.
Akash menaruh obat Rani diatas meja dan memandangi Rani sejenak. Akash termenung mengingat ancaman Khana.
Meethi : Akash, ada apa?

Akash : saya baru saja bertemu dengan Khana.

Meethi : Khana? Khana ada di rumah sakit ini?

Akash : Dia datang utk mengancamku agar merubah pernytaanku atau dia akn mencari masalah dengan keluarga kita.

Meethi : Dia tdk bisa dipercaya. Dia bisa melakukan apapun, kita harus melakukan sesuatu. Dimana Nandini?

Akash : saya melihatny sedang menguping pembicaraan kami tadi. Mungkin dia ingin bicara dengan Khana, dia adlh temanny.

Meethi : Tolong bawa Nandini kemari. Semoga Khana tdk menykitiny. Berjanjilah kamu akn membawany kemari. saya yang akn menjaga Rani, tolong bawa Nandini kembali.

Khana berusaha berkompromi dengan Nandini.

Khana : Ikutlah denganku pulang ke rumah. Kita sama-sama merencanakan bagaimana cara utk menghancurkan keluarga Akash. kamu akn menjadi ratu di rumahku.

Nandini : saya bukan Chameli lagi!Menjauhlah dari Akash dan keluargany atau saya tdk akn memaafkanmu!

Khana menjambak rambut Nandini dari belakang, Nandini lalu meludahiny. Kesabaran Khana sudah habis, Akash datang dan menahan tangan Khana tepat sebelum Khana hendak menampar Nandini.

Akash : Nandini, masuklah kedalam.

Nandini menuruti perintah Akash.

Akash : Sudah kubilang menjauhlah dari keluargaku namun sepertiny kamu tdk mengerti dengan ucapanku. akn saya jelaskan kepadamu saat ini juga.

Akash melayangkan sebuah pukulan kewajah Khana. Nandini berbalik & melihat Akash menghajar Khana.

Nandini : Akash!!

Khana terus dipukuli tanpa melawan, Akash pun menghentikan pukulanny saat melihat Khana sudah tdk berdaya.

Khana mengeluarkan pistol ketika Akash berjalan menuju rumah sakit.

Nandini : Akash!!

Akash berbalik mendengar teriakan Nandini. Beruntung Akash bisa menghindari 2 peluru yang ditembakkan Khana. Nandini lalu menghantam kepala Khana menggunakan batu besar.

Nandini : kamu ingin membunuh Akash? !! Nandini memukul kepala Khana sekali lagi.

Nandini : kamu ingin membuat Rani ku menjadi anak yatim? !!

Akash : Nandini!Berhenti!


Nandini terus memukul kepala Khana walaupun kepalany sudah mengeluarkan banyk darah. Akash akhirny melepaskan batu tersebut dari tangan Nandini namun Khana sudah meninggal dunia.
Meethi menunggu Akash dan Nandini di koridor rumah sakit.
Meethi : Kenapa mereka belum juga kembali?

Seorang suster kemudian berlari kearah Meethi.

Suster : Suamimu berkelahi dengan seseorang diluar.

Meethi : Suamiku? Dengan siapa?

Suster : saya tdk tau. Polisi juga sudah datang.

Meethi berlari keluar menyusul Akash.

Meethi : Akash? !

Meethi shock melihat Khana yang terbaring di tanah bersimbah darah.

Polisi : Dia sudah tiada.

Inspektur berjalan mendekati mereka.

Inspektur : Siapa yang telah membunuhny?

Akash : Khana ingin membunuhku, Nandini menyerangny utk menghentikanny. kalau dia tdk melakukanny, maka saya yang akn mati.

Meethi shock mendengarny.

Inspektur : Apapun yang terjadi, saya harus menahanny.

Meethi : Nandini, ini. . kenapa kamu melakukanny?

Nandini : saya memenuhi janjiku pada Rani. tdk ada yang bisa membunuh Akash selama saya masih hidup.

Meethi : Setidakny fikirkan nasib Rani.

Nandini : tdk ada yang perlu kucemaskan, Rani bersamamu. Kau, Akash dan ibu ada bersamany. saya harus menebus dosa2ku, sekarang saya sudah menebusny.

Polisi wanita memasang borgol ditangan Nandini.

Meethi : Nandini, jangan khawatir, Akash akn melakukan sesuatu!

Polisi wanita : Ayo!

Nandini dibawa ke kantor polisi.

Meethi : Akash, kita harus melakukan sesuatu. Nandini tdk bersalah dalam hal ini.

Akash : saya tau itu. kamu jaga Rani, saya akn pergi ke kantor polisi bersama pengacaraku. saya akn melakukan sesuatu dan membebaskan Nandini dari penjara. Kumohon tetaplah disini.

Ekadish sedang menjaga Rani sendirian.

Rani : Nenek, ibu Meethi dimana?

Ekadish : Dia akn segera kembali.

Rani : Nenek, saya ingin pulang.

Ekadish : saya akn membawamu pulang setelah dokter mengizinkan.

Rani : saya baik-baik saja. saya akn menjaga kalian semua setelah sampai di rumah. Chameli juga sudah berubah dari dalam lubuk hatiny. Dia tdk akn melakukan kesalahan lagi sekarang.
Pengacara Akash berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarny kepada Inspektur.
Inspektur : saya mengerti, namun ini tetaplah kasus pembunuhan. saya harus bicara dulu dengan saksi mata.

Akash : Khana sempat melepaskan beberapa tembakan kearahku. kalau Nandini tdk datang & menyelamatkanku tepat waktu, maka peluru berikutny akn mengenai tubuhku.

Inspektur : kamu bisa membayar uang jaminan di pengadilan, namun akn sulit utk memanggilmu.

Akash : saya akn bayar uang jaminan, bisakah saya bertemu dengan Nandini?

Inspektur : Tdk bisa. Kami harus mendengarkan pernytaanny terlebih dahulu.

Akash tertegun, dia bicara dlm hati, "Apa yang harus kukatakan pada Rani kalau dia menanykan Nandini? ". Gomti melakukan ritual kepulangan Rani, Rani kemudian berlari dan bersembunyi dibalik sofa.

Ekadish : Hei, apa yang kamu lakukan?

Rani : saya dan Chameli biasa bermain petak umpet seperti ini. Lihat saja, waktu dia pulang dia akn mencariku dan berkata, "Dimana Rani kuuu? ".

Meethi & Akash saling bertukar pandang, Meethi lalu berjalan mendekati Rani.

Meethi : Rani, berdirilah. Mulai sekarang dan seterusny kumohon jgn panggil ibumu Chameli. Namany adlh Nandini. Panggil dia Ibu Nandini.

Rani : Baiklah. saya akn memanggilny ibu Nandini. Ayo kita cari dia.

Meethi : Saat ini saya tdk bisa mempertemukanmu denganny. Dia pergi utk melakukan beberapa pekerjaan.

Rani : namun saya sudah memaafkanny.

Meethi : Nandini meninggalkan rumah ini memikirkan kebaikanmu. Jgn cemas memikirkanny. Dia sangat menyyangimu, dia ingin memberikan kebahagiaan utkmu, dia ingin kamu bersekolah & belajar yang rajin.

Akhir Cerita Uttaran


Rani : Apakah ibu Nandini tdk akn pernah kembali?

Akash : Dia pasti kembali. Dia bahkan akn mengirim surat & menelfonmu. Dia akn datang utk memberikan berkat setelah kamu tumbuh dewasa.

Meethi : Rani, ibu Nandinimu sangat baik. Apapun yang dia lakukan hari ini, dia lakukan utk dirimu. Dia sangat menyyangimu, percayalah padaku.

Rani : saya tau, namun utk apa dia menjauh dariku?

Meethi : Dia pergi jauh tp bukan berarti kamu harus melupakanny. Ingatlah dia selalu karena dia adlh ibumu.

Rani : Baiklah, kalau kalian bilang begitu. saya terima kalau yang dilakukan ibu Nandini itu benar.

Rani bicara sendiri.

Rani : Ibu Nandini, saya tau kamu bisa mendengarku dimanapun kamu berada. saya akn menunggumu!

Semua orang terharu mendengarny.
Nandini dibawa masuk kedalam sel tahanan, dia melihat seorang gadis kecil sedang menangis memanggil ayahny, Nandini lalu bertany kepada polisi wanita yang membawany.
Nandini : Anak siapa itu?

Polisi wanita : Org yang kamu bunuh, dia adlh anakny.


Nandini terkejut mengetahui bahwa Khana memiliki seorang anak yang masih kecil, dia melihat seorang polisi wanita sedang berusaha menenangkan anak itu.

Polisi wanita : Ayahmu telah tiada.

Tamanna : kamu bohong! Ayahku tdk boleh meninggalkanku!Beritahu dia kalau Tamannany ada disini. Ayah, ayah, dimana kau? Bibi ini bilang kamu sudah tiada.

Polisi wanita : Nak, ayahmu sudah tdk ada didunia ini lagi. Beritahu aku, dimana ibumu?

Tamanna : Ibuku bersama Dewa. Ayahku adalah ibu bagiku. Dia sangat menyyangiku. Dia memberikan segala yang saya inginkan. Ayah, dimana kau?

Polisi wanita : Bagaimana cara menjelaskan kenytaan pahit kepada anak ini? Kedua orangtuamu sudah bersama Dewa sekarang.

Nandini menangis melihat Tamanna, dia pun teringat dengan Rani.

Akash membangunkan Meethi pagi hariny.

Akash : Meethi, bangun. Sudah waktuny Rani berangkat sekolah. Kita harus segera membuat Rani menjalani hari2ny seperti biasa.

Meethi hendak berdiri dari tempat tidur, namun Rani menggenggam erat selendangny.

Meethi : Anak ini benar-benar nakal. saya tau dia hany pura-pura tidur.

Akash : Bagun Rani! kamu harus berangkat sekolah!

Meethi : Biarkan dia libur sehari saja.

Akash : tdk boleh. Besok dia akn membuat alasan yang sama seperti hari ini. Bangunkan dia.

Meethi dan Akash lalu sama-sama menggelitik Rani.

Rani : Jangaaaan. Hahaha.

Ekadish mengejar Rani yang berlarian didalam rumah dan memberikan ponsel kepadany.

Akash : Ayo Rani!

Akash melihat ponsel ditangan Rani, dia tau ponsel itu pemberian Ekadish.

Akash : Ibu terlalu memanjakan Rani. Belum waktuny dia menggunakan ponsel.

Ekadish : saya memberiny utk berjaga2.

Meethi memberikan segelas jus kepada Rani.

Akash : Ayo Rani.

Rani : Ayo ibu Meethi, antar saya ke sekolah.

Meethi : Tdk bisa nak. Lihat, kakiku masih sakit.

Rani : Baiklah, namun ibu harus mengantarku ke sekolah kalau sudah sembuh. Janji!

Rani memeluk Meethi lalu berangkat bersama Akash.

Ekadish : Menantu, kakimu masih sakit?

Meethi : Sebenarny saya mendapat telfon dari Nandini. Dia ingin saya menemuiny.
Meethi mengunjungi Nandini di penjara.
Nandini : saya tdk menyesal telah membunuh Khana, namun saya sudah melakukan kesalahan yang tdk disengaja kepada orang yang tak berdosa.

Meethi : Apakah kamu sedang membicarakan Rani? tdk usah mencemaskanny, dia sangat cerdas.

Nandini : saya tdk sedang membicarakan Rani.

Nandini melihat kearah Tamanna, Meethi berbalik melihat kebelakang, seorang polisi wanita sedang membujuk Tamanna utk makan.

Meethi : Anak siapa itu?

Nandini : Dia adalah putriny Khana. Ibuny sudah lama meninggal dunia, sekarang ayahny juga meninggal. Polisi akn mengirimny ke panti asuhan. Dia akn mendapatkan warisan Khana setelah berusia 18 tahun. Entah kenapa, saya mencemaskan nasib anak itu Bagaimana kalau dia jatuh ketangan orang yang salah? Dia bisa menjadi Chameli berikutny.

Meethi merasa bingung mendengar ucapan Nandini.

Nandini : Meethi, tdk ada ibu yang lebih baik darimu. Maukah kamu mengadopsi anak itu?

Tamanna tdk mau makan, dia melempar buku gambar kesayanganny dan kembali menangis.

Tamanna : Ayah. .

Meethi memungut buku gambar Tamanna, ada gambar seorang anak kecil bersama ayahny. Meethi terdiam memandangi gambar tersebut.

Nandini : Meethi, apa yang sedang kamu fikirkan?

Meethi : saya teringat dengan masa kecilku. saya juga tdk puny orangtua ketika masih kecil. Nenek Damini dan kak Kanha yang membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Sebelumny saya juga tdk tau kalau saya puny orangtua. saya selalu merasa sedih saat melihat anak lain berangkat ke sekolah bersama orangtuany, saya sangat mengerti bagaimana perasaan anak itu(Tamanna).

Meethi melihat nama "Tamanna" di buku gambar.

Meethi : Tamanna. Nama yang sangat indah.

Meethi menunggu Akash di parkiran kantorny.

Akash : Meethi? kamu harusny masuk kedalam. Kita sudah mempekerjakan Vishnu sebagai arsitek utk proyek ibu Ichcha. Ikutlah denganku, berikan ucapan selamat utkny.

Meethi : Nanti saya ucapkan selamat padany. saya puny pekerjaan penting sekarang.

Meethi yang daritadi menutupi kaca mobil akhirny melangkah kesamping. Akash melihat Tamanna duduk dibangku depan, dia menatap Tamanna dengan wajah bingung, Tamanna memberikan senyuman manis kepada Akash.
Akash : Anak siapa ini?
Meethi : Putriny Khana, namany Tamanna. Tdk ada lagi orang yang bisa merawatny sekarang karena kedua orangtuany sudah meninggal. sekarang gadis kecil ini hidup sebatang kara, polisi ingin mengirimny ke panti asuhan.

Akash : Jadi kamu ingin mengadopsi Tamanna dan membawany pulang?

Meethi : Ya.

Akash : saya percaya padamu, kamu tdk akn melakukan kesalahan. namun fikirkan sekali lagi, ayah dari anak ini dibunuh oleh ibuny Rani. Bagaimana kalau mereka mengetahui masalah ini dimasa depan? Ini bisa menyebabkan kebencian diantara 2 orang anak perempuan.

Meethi : saya mengerti, namun saya yakin itu tdk akn terjadi. Kita tdk boleh menghancurkan masa depan anak ini karena ketakutan memikirkan hal-hal buruk di masa depan. kamu tau? Anak-Anak bisa lepas dari beban masa lalu orangtuany kalau dibesarkan dengan baik. Kita akn membesarkanny dengan baik.

Akash tersenyum lalu mengajak Tamanna bicara.

Akash : Siapa namamu?

Tamanna : Tamanna.

Akash : Maukah kamu ikut denganku?

Tamanna : Mau, semoga nanti kamu tdk memarahiku.

Akash : saya tdk akn pernah memarahimu.

Meethi : Kami berdua akn sangat menyyangimu. Terimakasih Akash.

Akash memberi ciuman jarak jauh pada Meethi, mereka pun pulang ke rumah.

Ekadish membelikan banyk pakaian utk Rani.

Rani : Semua ini utkku? Terimakasih nenek, terimakasih bibi.

Ekadish : saya juga membelikan sesuatu utk Manav, berikan kepadany kalau kamu sempat.

Rani sibuk menyebutkan daftar kegiatanny.

Gomti : Rani jadi lebih sibuk daripada Akash.

Rani tersenyum, dia melihat Meethi pulang ke rumah membawa beberapa barang belanjaan.

Rani : Ibu Meethi! Wow, ibu juga membelikan sesuatu utkku? Nenek baru saja membelikanku pakaian.

Rani mengeluarkan pakaian dari kantung belanja Meethi.

Rani : Ini kekecilan. Apa ibu tdk tau kalau saya sudah tumbuh besar?

Meethi : Nak, pakaian ini bukan utkmu, ini utk seseorang.

Rani : Siapa?

Meethi : Tamanna!

Tamanna masuk kedalam rumah sambil menggenggam tangan akash.

Akash : Tamanna, mulai hari ini dan seterusny, ini adalah rumahmu.

Ekadish, Gomti dan Rani bingung melihat Tamanna.

Rani : Ibu, dia siapa?

Meethi : Nama gadis kecil ini adalah Tamanna. Mulai sekarang dia akn tinggal bersama kita.

Rani langsung cemberut. tdk ada yang senang dengan kehadiran Tamanna selain Meethi dan Akash.
Meethi menyjikan makanan utk Tamanna saat makan siang di meja makan.
Rani : Ibu Meethi, ibu duduk disebelahku saja.

Meethi : Rani, bibi Gomti sudah duduk disana. Lagipula ini adlh hari pertama Tamanna di rumah ini. Dia lebih kecil darimu, jadi ibu harus duduk disebelahny.

Rani : saya tdk mau makan kalau ibu tdk duduk disebelahku!

Akash : Rani, jgn keras kepala.

Ekadish : Biar nenek yang suapi. Makanlah roti paratha ini.

Rani : Tdk mau!Aku hany ingin disuapi ibu Meethi.

Meethi : Rani, jgn keras kepala!Tamanna, ada lagi yang kamu inginkan?

Tamanna : Duduklah disebelah kak Rani.






Meethi : Bukan seperti itu. Kak Rani sangat cerdas, lagipula kamu adlh adikny.

Rani : Tdk!Aku tdk puny adik!Ibu fikir ibu bisa membawa orang lain dan saya akn menerimany sebagai adikku?

Akash bicara dlm hati, "Jgn memaksa anak-anak utk menerima keputusan orangtua. Bagaimana cara menjelaskan ini padamu Meethi? " Meethi : Rani, makanlah dengan tenang. kamu tdk mau mendengarkanku? Mulai sekarang Tamanna juga akn tinggal disini. Dia juga putriku sama sepertimu. Mulai hari ini ibu puny 2 anak perempuan. Ibu yakin kamu pasti bisa menerima Tamanna sebagai adikmu dan menjagany dengan baik.

Rani : saya tdk mau menerimany sebagai adikku!Aku tdk puny saudara perempuan dan ibu tdk puny anak perempuan yang lain!Hany saya yang boleh memanggilmu ibu. Mengerti?

Rani kembali ke kamarny.


Meethi : Rani!

Ekadish : Biar saya yang bicara pada Rani. Kurasa ini benar-benar salah. kamu mengambil keputusan besar tanpa menanykanny dulu padaku atau pada yang lain. Bagaimana bisa org-org di rumah ini menerima hubungan baru ini secara tiba2?

Meethi : Maafkan saya bu. saya tdk bermaksud utk menykitimu. Kejadianny benar-benar mendadak. saya hany bertany pada Akash dan membawa Tamanna kemari.

Gomti bertepuk tangan setelah Ekadish pergi, dia pun menylahkan keputusan Meethi.

Gomti : saya akn membuat kak Ekadish mengerti.

Akash : Tamanna, jgn difikirkan. Kak Rani memang mudah marah, namun hatiny sangat baik.

Tamanna : Dia tdk menyukaiku.

Meethi : Kak Rani butuh waktu karena kamu masih baru disini. Kak Rani akn sangat menyyangimu setelah kalian jadi teman. Habiskan makananmu. kamu juga akn pergi ke sekolah bersama kak Rani mulai besok. kamu suka menggambar bukan? saya akn memasukkanmu ke kelas menggambar.
Ekadish membujuk Rani di kamar.
Rani : saya tdk mau menerimany sebagai adikku!Aku sama sekali tdk menyukainy!Bagaimana bisa ibu Meethi membawa anak perempuan lain ke rumah? Ibu Meethi hany ibuku, hany ibuny Rani!

Ekadish : Ya ya. Dia adlh ibuny cucuku. kamu adlh putriny Akash, darah dagingku, pewarisku. Semua yang ada di rumah ini adlh milikmu!Biarkan Tamanna itu tinggal disini. Dia tdk puny hak atas rumah ini.

Rani menghapus airmatany.

Ekadish : Berikan pakaian lama, mainan dan buku-buku lamamu kepadany. Dia hany akn bahagia dengan itu semua.

Rani : Ibu Meethi menyuapi Tamanna dengan tanganny sendiri. saya tdk suka.

Ekadish : Biarkan saja utk 1 atau 2 kali. Ibu Meethi mu sangat naif. kamu tdk boleh marah-marah terus kalau kamu menginginkan sesuatu. kamu harus pintar. Apa salahny tersenyum kalau pekerjaan kita jadi lebih cepat selesai? Tersenyumlah sedikit kepada anak itu, ini akn membuat ibu Meethi mu senang. Lakukan sandiwara kecil.

Rani mengangguk, Ekadish kembali ke meja makan.

Ekadish : saya sudah menjelaskanny pada Rani. Dia mau minta maaf pada Tamanna.

Rani kemudian memberikan kartu permintaan maaf kepada Tamanna.

Rani : Maafkan aku. Ibu Meethi mau menyuapiku bukan?

Meethi mengangguk, Rani mengedipkan matany kearah Ekadish. Tamanna terkejut saat melihat gambar seram didalam kartu ucapanny, Rani melempar senyuman tak berdosa kearah Tamanna.

Meethi meminta Akash mengantar Rani ketempat les badminton sebelum kembali ke kantor.

Meethi : Kita juga harus mengambil surat adopsi Tamanna.

Akash : Baiklah. saya akn segera mengurusny.

Rani semakin marah mendengar bahwa Meethi ingin mengadopsi Tamanna, dia berusaha mengendalikan emosiny dan pergi bersama Akash.

Meethi membawa Tamanna ke kamar Rani.

Meethi : Mulai sekarang ini adlh kamarmu, kamu akn berbagi kamar dengan kak Rani.

Tamanna : namun kak Rani pasti akn marah. Dia tdk akn suka kalau saya tidur di kamar yang sama denganny.

Meethi : Itu tdk akn terjadi. Kak Rani sangat baik, dia akn menyyangimu. Beristirahatlah sebentar, saya akn segera kembali.

Tamanna : Bolehkah saya menggambar?

Meethi : Lakukan apapun yang kamu suka, ini adlh kamarmu.

Tamanna mencium pipi Meethi.

Meethi : Anak pintar.

Ekadish berteriak memanggil Meethi.

Ekadish : Menantu!Coba lihat siapa yang datang!
Rani sedang merapikan rambutny bersiap-siap berangkat sekolah saat Tamanna masuk kedalam kamar. Senyum diwajah Tamanna lenyp seketika, dia berdiri menatap Rani dengan wajah takut. Tamanna kemudian mengambil tas belanja yang berisi baju-baju baru dari dalam lemari.
Rani : Hei, berhenti!

Rani merebut tas belanjaan dari tangan Tamanna.

Rani : Jangan panggil "ibu Meethi" pada ibu Meethi ku! Hany saya putriny! Lagipula pakaian ini utkku, bukan utkmu!

Tamanna : Apa yang harus saya pakai setelah mandi? saya ganti pakaian setiap hari.

Rani : Lalu? Apa peduliku?

Rani terdiam sejenak, dia teringat kata-kata Ekadish yang menyuruhny memberikan pakaian-pakaian lama kepada Tamanna. Rani pun mengambil pakaian lamany dari dalam lemari dan memberikanny kepada Tamanna.

Rani : kamu pakai ini saja. Ini adalah pakaian lamaku, baju ini masih bagus.

Setelah Rani keluar, Tamanna memeluk pakaian itu sambil menangis.

Tamanna : Ayah. . . Meethi menyiapkan bekal utk Rani di meja makan.

Meethi : Rani, ibu sudah memasukkan kue coklat kesukaanmu kedalam kotak bekal.

Rani masih belum mau bicara dengan Meethi. Tamanna lalu turun memakai pakaian lama Rani, Akash dan Meethi terkejut melihatny.

Meethi : Tamanna, kenapa kamu memakai pakaian lama kak Rani? saya sudah membelikanmu pakaian yang baru.

Tamanna : saya suka pakaian ini, ini masih bagus.

Tamanna melihat Rani memberi kode seolah berkata, "Bagus!". Meethi : Tamanna, di rumah ini kamu tdk perlu memakai barang bekas (uttaran) orang lain.

Ekadish : Hei menantu, itu bukan Uttaran. Dia bilang dia suka, biarkan dia memakainy. Rani adalah pewaris di rumah ini sementara Tamanna juga akn tinggal disini. Itu bukanlah uttaran.

Tamanna : Ibu Meethi, apa artiny uttaran?

Meethi terdiam sesaat, dia teringat saat nenek buyut mengucapkan kata "uttaran" utk pertama kaliny kepadany. Muncul adegan flashback saat nenek memarahi Meethi karena memberikan gaun bekasny kepada Mukhta.

Nenek : Mukhta adalah pewaris dikeluarga kami. Keluarga kami biasa memberikan uttaran, bukan menerimany!

Meethi : Uttaran? Apa artiny uttaran?

Nenek : Tanykan kepada nenekmu, dia tau apa artiny uttaran!
Meethi : ketika seseorang memberikan barang-barang lamany, mainan dan pakaian-pakaian lama kepada orang lain dan berkata bahwa dia tdk membutuhkanny lagi, orang-orang menyebutny uttaran.
Tamanna : Artiny pakaian lama ini adalah uttaran?

Akash : tdk nak. Ibu Meethi mu tdk mengerti arti uttaran yang sesungguhny. Uttaran adalah, saat kamu berbagi sesuatu yang kamu miliki dengan orang lain. Seperti kasih sayang dan rasa hormat, yang berharga bagimu, itu disebut uttaran.

Meethi tersenyum.

Meethi : saya tdk sadar bahwa itu juga arti dari uttaran.

Tamanna : Apakah tdk apa-apa memakai uttaran kak Rani? Artiny kak Rani memberikanny padaku dengan kasih sayang?

Akash : Ya. Ini adalah kasih sayang kakakmu utkmu.

Uttaran Episode Terakhir


Akash menggendong Tamanna ke meja makan.

Akash : Kita harus sarapan sekarang.

Tamanna tersenyum kearah Rani namun Rani membalasny dengan tatapan penuh kebencian. Meethi memberikan sepotong kue coklat kepada Tamanna.

Tamanna : Bisa tolong ambilkan sendok dan pisauny?

Meethi : Tentu saja.

Akash mengambilkan pisau dan sendokny utk Tamanna.

Tamanna : Terimakasih!

Meethi dan Akash tersenyum melihat tata krama Tamanna di meja makan. Rani tdk senang melihatny, dia pun berdiri dari tempat duduk.

Rani : saya sudah tdk puny waktu lagi, saya akn berangkat dengan paman supir!

Meethi : Habiskan dulu jus mu Rani, Rani!

Rani pergi tanpa menghiraukan kata-kata Meethi.

Ekadish : Akash, kamu harus hati-hati kalau ingin memanjakan orang luar.

Ekadish hendak meninggalkan meja makan.

Akash : Ibu, dengarkan saya sebentar. Tamanna bukan orang luar sekarang, saya dan Meethi sudah memutuskan utk mengadopsiny. Mulai sekarang semua yang ada di rumah ini adalah milik Rani dan Tamanna. Tamanna akn belajar di sekolah yang sama dengan Rani.

Ekadish tdk menghiraukan kata-kata Akash dan kembali ke kamar.
Damini dan nenek buyut berkunjung lagi ke rumah Bundela.
Damini : Nyony Ekadish, jgn fikirkan masalah darah daging sendiri, orang luar dan nama baik keluarga. kalau para orangtua tdk membicarakan masalah ini, kurasa kita bisa lebih mudah membesarkan kedua anak itu. akn lebih baik utk kita semua dan masa depan mereka kalau kita tdk mengajarkan sifat iri hati.

Ekadish : saya mengerti, namun Rani adlh darah dagingku, dia adlh pewaris dikeluarga ini. Rumah ini akhirny mendapat pewaris setelah berdo'a cukup lama.

Meethi pulang bersama Rani dan Tamanna.

Meethi : Mulai sekarang jgn bicara lagi denganku!kembali ke kamarmu!

Rani : saya tdk akn pernah bicara denganmu lagi. kamu hany menyyangi Tamanna. Fikirkan saja dia!Jgn fikirkan aku. Chameli meninggalkanku disini karena berfikir bahwa kamu akn sangat menyyangiku. Dia tdk tau kalau kamu akn membawa anak perempuan lain ke rumah ini, menjadikanny adikku dan lebih menyyanginy daripada aku!Aku mau kembali ke kamar!

Rani berlari keatas.

Ekadish : Hei cucuku!

Tamanna memberi salam kepada para nenek.

Ekadish : Hei menantu, ada apa dengan cucuku?

Meethi : Tdk ada apa-apa bu. Tamanna, pergilah mandi. Ibu akn menyiapkan makanan utkmu.

Tamanna : Kak Rani pasti juga belum makan. .

Meethi : Nanti ibu bawakan makanan utk kalian berdua. Pergilah ganti baju.

Tamanna naik keatas.

Ekadish : Hei, jawab pertanyanku. Ada apa? Kenapa kamu memarahiny?

Meethi : Rani mulai kurang ajar. Dia menyebut Tamanna anak yatim piatu dihadapan semua orang di sekolahny. Dia bilang Tamanna duduk dipinggir jalan dan saya membawany pulang ke rumah.

Damini : Bagaimana bisa anak kecil berfikir seperti itu? kalau kita orang dewasa menghindari kata-kata seperti itu maka anak-anak juga tdk akn bicara seperti itu.

Ekadish : Ini adlh rumah Rani, dia boleh bicara apapun yang tdk disukainy.

Damini : saya tau dia merasa marah karena dia masih kecil, namun kata-kata seperti itu tdk baik utk diucapkan.

Nenek : Meethi, kamu lihat sendiri kehadiran Tamanna di rumah ini berdampak buruk pada Rani. Sikap dan cara berfikirny akn jadi lebih buruk di masa depan. Rasa iri hati ini akn menjadi lebih besar di masa depan.

Meethi : Itu tdk akn terjadi nek. Bagaimana kalau mereka berdua adalah putri kandungku? Apakah sikapny akn sama seperti itu? tdk kan?
Meethi : saya tdk mengerti kenapa Rani bisa berfikir seperti itu. saya bisa mengerti rasa iri hati 2 orang anak perempuan dari keluarga berbeda yang tinggal dibawah 1 atap, namun Rani dan Tamanna adalah putriku. saya sudah belajar banyk dari ibu Ichcha dan bibi Tapasya.
Meethi : saya dan Mukhta juga mengalami hal yang sama. saya tdk ingin Rani dan Tamanna juga mengalaminy. saya berjanji tdk akn ada rasa iri hati dan kebencian diantara mereka berdua. saya akn membesarkan mereka dengan suatu cara yang membuat mereka terlihat seperti kakak adik kandung.

Ekadish : Itu tdk mungkin. Darah daging tetaplah darah daging, orang luar tetap orang luar.

Ekadish naik keatas utk bicara pada Rani.

Damini : Meethi, apa kamu yakin kamu bisa melakukanny?

Meethi : Pasti bisa.

Akash, Meethi dan Ekadish memberi kejutan kepada Rani ditengah malam. Akash meniupkan terompet ulangtahun ketelinga Rani.

Akash : Selamat ulangtahun bonekaku!

Meethi : Selamat ulangtahun Rani!

Saat Akash memasangkan topi ulangtahun dikepala Rani, Rani menatap takut-takut kearah Meethi. Meethi pun tersenyum.

Meethi : Selamat ulangtahun!

Ekadish : Ini semua hadiah utk cucuku.

Rani : Ini semua utkku?

Rani tersenyum bahagia.

Tamanna berdiri didepan pintu kamar Rani, hany Meethi yang menydari kehadiranny. Tamanna tersenyum dan meletakkan kartu ucapan ulangtahun utk Rani didepan pintu kamar. Saat Tamanna berjalan meninggalkan kamar Rani, selembar kartu ucapan lain jatuh dari dalam buku gambarny. Meethi lalu memungut kedua kartu ucapan tersebut.

Kartu yang pertama adalah kartu ucapan selamat ulangtahun utk Rani dan kartu satuny lagi berisi selamat ulangtahun utk Tamanna sendiri.

Meethi : Selamat ulangtahun dari Tamanna utk Tamanna? Artiny ini adalah hari ulangtahun Tamanna juga? Kami semua hany menyiapkan pesta ulangtahun utk Rani. Dia anak yang sangat baik, dia tdk mengatakan apapun atau menunjukkan kalau hari ini adalah hari ulangtahunny juga.

Meethi tersenyum memikirkan pesta kejutan utk merayakan ulangtahun Rani sekaligus Tamanna.
Ruang tamu dipenuhi hiasan balon utk merayakan pesta ulangtahun Rani, beberapa orang teman Rani diundang utk memeriahkan acara. Semua anak memberikan kado dan mengucapkan selamat ulangtahun kepada Rani.
Damini : Selamat ulangtahun Rani! Rani, dimana Tamanna adikmu?

Rani : tdk tau.

Damini : Kalau Meethi?

Rani : tdk tau.

Meethi : saya disini.

Rani tersenyum melihatny, namun senyuman Rani sirna saat melihat Tamanna muncul dengan gaun dan model rambut yang sama denganny.

Akash turun membawa kue ulangtahun Tamanna.

Akash : Kejutan. .

Meethi : Kalian tau? Ini adalah hari ulangtahun Tamanna juga!

Akash menaruh kue ulangtahun Tamanna disamping kue ulangtahun Rani. Rani shock melihat teman2ny berjalan mendekati Tamanna dan mengucapkan selamat ulangtahun utkny.

Damini : Ternyta kedua putri kalian lahir dihari yang sama.

Meethi : Iya. Ayo Tamanna, kita potong kueny.

Ekadish : Biarkan Rani yang memotong kueny duluan, dia lebih tua.

Meethi : Ayo Rani, ini pisauny.

Rani kemudian melempar kue ulangtahunny.

Rani : saya tdk ingin merayakan ulangtahunku dengan orang lain! Ini adalah hari ulangtahunku! Bukan dia!

Damini teringat saat Ichcha kecil melempar kue ulangtahunny waktu tinggal di kampung dulu.

Damini : Oh Dewa, kisah lama terulang kembali.

Meethi : Rani! Jaga sikapmu! Jangan melewati batas!

Rani : tdk ada yang peduli dengan sopan santun! Hany kamu yang tau carany bersikap!

Meethi : Rani!!!

Meethi hampir menampar Rani.

Ekadish : Meethi!!

Rani : kamu tdk menyyangiku. kamu hany menyyangi Tamanna. kamu sudah dapat mainan baru bukan? saya tdk akn pernah bicara denganmu lagi!

Rani berlari ke kamarny.

Ekadish : Cepat atau lambat ini pasti akn terjadi.

Rani masuk kedalam kamar dan menangis disamping tempat tidur.

Rani : tdk ada yang menyyangiku, bahkan ibu Meethi. Entah kenapa dia membawa Tamanna itu kemari. saya tdk butuh adik perempuan, saya hany butuh ibu Meethi dan ayah. Hany ibu Meethi dan ayah!
eman-eman Rani pergi meninggalkan rumah Bundela.
Meethi : Hari ini saya sudah kalah, Akash. saya tdk bisa menjadi ibu yang baik. saya tdk mengerti bagaimana cara memperbaiki jalan fikiran Rani. Bagaimana cara menjelaskan kepada Rani betapa saya menyyanginy?

Tamanna : Ibu Meethi, jgn menangis. saya tdk suka melihatny, kumohon kembalikan saja aku. kamu seperti ibu peri bagiku, ayah pernah bilang bahwa ibu peri tdk pernah menangis. Semuany akn baik-baik saja setelah saya pergi dari sini. Kak Rani tdk akn marah dan ibu Meethi ku tdk akn menangis.

Akash berlutut dihadapan Tamanna.

Akash : Putriku benar-benar pintar, kamu tdk ingin ibu Meethi mu menangis bukan? Siapa yang akn membuatny tersenyum dan menghapus airmatany kalau kamu pergi? Ibu Meethi akn sangat senang kalau kamu tetap tinggal bersama kami.

Tamanna mengangguk, Akash mencium Tamanna dan mengembalikan senyuman diwajahny.

Ekadish : Putraku, menantuku, sudah cukup kemurahan hati kalian. sekarang putuskanlah 1 hal, siapa yang akn tinggal di rumah ini? Rani atau Tamanna? kalau mereka berdua sama-sama tinggal disini, hany akn menyebabkan byk masalah. Rasa iri hati dan dendam mereka akn terus berlanjut dan semakin bertambah. Kalau sekarang saja sudah seperti ini, coba fikirkan apa yang akn terjadi di masa depan?

Nenek : Nyony Ekadish, ini bukanlah cara yang tepat utk menerangi masa kecil seseorang. Bertahun-tahun yang lalu saya juga pernah melakukan apa yang kamu lakukan hari ini. Hari ini saya akui kalau semua itu adlh salahku. Saat ini Meethi berada diposisi Damini waktu dulu, kamu ada diposisiku. Anak-Anak hany akn belajar dari apa yang kita ajarkan atau bagaimana cara kita membentuk pola fikir mereka. Lihatlah Meethi hari ini, seandainy saya tdk pernah mendorong Tapasya utk memilih jalan kebencian dan kemarahan. Semuany pasti akn berbeda sekarang.

Damini menyentuh bahu nenek buyut.

Nenek : saya tau semua kesulitan yang telah dilewati Damini semasa hidupny. saya sudah melihat permainan iri hati didepan mataku sendiri di rumah itu. saya hany menanamkan kebencian dan iri hati kedalam hati Mukhta. Syukurlah anak-anak lebih dewasa dari pada kita. Kedua ibu mereka, Tapasya & Ichcha mengurus mereka dengan penuh kedewasaan & menjelaskanny kepada mereka. Mungkin karena itulah Meethi dan Mukhta tdk bisa saling membenci.
Ekadish : namun situasiny berbeda.
Nenek : tdk ada perbedaanny, Nyony Ekadish. Hari ini kejadian yang sama terulang kembali. Perbedaanny hanylah, saat itu saya yang memulainy dan sekarang kau! kalau kamu mau menerima anak ini sekarang, maka Rani tdk akn berani melakukan kesalahan. kalau kita mau menghapus segala perbedaan ini maka masalahny akn hilang. Setelah itu, kisah "uttaran" tdk akn terulang digenerasi yang baru ini.

Nenek buyut menangkupkan kedua telapak tangan dihadapan Ekadish.

Nenek : Kumohon pahamilah anak-anak ini, hany Dewa yang tau akhirny.

Damini : Nyony Ekadish, jangan biarkan keluargamu hancur seperti ini. Masih ada waktu, perbaikilah semuany.

Ekadish : saya pernah dengar kalau darah semua orang berwarna merah.

Ekadish memanggil Tamanna.

Ekadish : Kemarilah. Selamat ulangtahun, mulai sekarang kamu adalah cucuku. Tetaplah tinggal bersama kami!

Mereka semua tersenyum melihatny.

Meethi : Sedikit sulit utk menjelaskanny pada Rani.

Akash : saya puny ide.

Akash masuk ke kamar Rani, duduk disamping Rani dan memberikan ponselny kepada Rani.

Akash : Ada telfon utkmu.

Rani : saya tdk mau bicara dengan siapapun.

Akash : Mungkin kamu mau bicara dengan orang yang menelfonmu ini. Coba dengar suarany.

Rani mengambil ponsel Akash.

Nandini : Selamat ulangtahun bonekaku Rani.

Rani : Chameli?

Nandini : Rani? Kenapa kamu menangis? Ibu Meethi mu sudah mempersiapkan segalany utk pesta ulangtahunmu namun kamu malah menangis.

Rani : kamu tdk tau Chameli, mereka bukan orang yang baik. Ibu Meethi benar-benar sudah berubah. Dia membawa anak perempuan lain, namany Tamanna. Dia tdk menyyangiku lagi, dia hany menyyangi Tamanna!

Meethi mendengarkan pembicaraan mereka didekat pintu.

Nandini : saya tdk percaya Rani ku bicara seperti ini.

Rani : saya tdk bersalah. Ibu Meethi hany menyyangi Tamanna, dia tdk menyyangiku lagi. Entah darimana dia membawa Tamanna itu!

Nandini : Rani!!
Nandini : Ibu Meethi mu tdk membawa Tamanna dari tempat lain, saya sendiri yang memintany utk merawat Tamanna. kamu bicara utk menentang ibu Meethi mu? Apakah kamu lupa bagaimana dia menerimamu? Memberikan kasih sayang dan rumah kepadamu? Hari ini kamu merasa cemburu karena dia memberikan kasih sayang yang sama kepada Tamanna? Tamanna sudah tdk puny siapa-siapa lagi utk menjagany, kedua orangtuany sudah meninggal dunia. Apa salahny ibu Meethi mu menerimany sebagai putriny sendiri?
Rani melihat Meethi berdiri didekat pintu.

Nandini : Jadilah orang yang baik seperti ibu Meethi mu. kamu tdk akn pernah bahagia kalau kamu menjadi orang seperti Chameli mu ini. Hidupmu akn jadi lebih baik kalau kamu jadi orang seperti ibu Meethi. Sekarang terserah padamu, kamu mau jadi seperti apa.

Rani : Ya Chameli, saya sudah tau apa yang harus saya lakukan.

Rani mematikan telfonny.

Meethi : saya akn siapkan makan malam utk kalian.

Meethi hendak pergi meninggalkan kamar Rani.

Rani : Ibu Meethi! Kumohon maafkanlah aku. saya tdk akn pernah mengulangi kesalahanku lagi. saya sudah tau kalau ibu sangat baik. saya ingin jadi orang sepertimu. Ibu orang yang sangat baik! Maafkan aku, kumohon maafkanlah aku.

Rani ingin menyentuh kaki Meethi namun Meethi menghentikanny.

Meethi : kamu adalah putriku. kamu tdk perlu menyentuh kakiku, juga tdk perlu minta maaf kepadaku. Sudah cukup kalau kamu telah menydari kesalahanmu.

Rani : saya mau minta maaf pada Tamanna, janji. Ayo, kita harus bicara denganny.

Meethi mengangguk.
Rani melihat Tamanna sedang menangis di halaman rumah, dia memberikan kartu permintaan maaf kepada Tamanna namun sepertiny Tamanna takut kalau isiny gambar seram lagi. Rani memperlihatkan isi kartu tersebut kepada Tamanna, Tamanna akhirny tersenyum melihat gambar ibu peri dan permintaan maaf yang ditulis Rani.
Rani : Maafkan aku.

Tamanna : saya yang harusny minta maaf karena sudah merusak pesta ulangtahunmu. saya harus pergi dari sini.

Rani : Tidak! Kenapa kamu mau pergi? Ini semua kesalahanku. Lagipula saya lebih tua darimu, kamu harus mendengarkan apapun yang saya katakan bukan?

Tamanna mengangguk.

Rani : Apakah kamu mau memaafkanku? saya telah melakukan banyk kesalahan terhadapmu.

Rani menangkupkan kedua telapak tanganny kepada Tamanna.

Rani : Kumohon maafkanlah aku, adikku.

Tamanna : Apakah kamu benar-benar sudah menganggapku adikmu?

Rani : Ya! Percayalah padaku.

Rani membantu Tamanna berdiri dan memelukny. Nenek buyut dan Damini yang terharu melihatny pun ikut berpelukan. Tamanna melihat kearah Meethi.

Tamanna : Kak Rani, lihatlah, ibu Meethi menangis.

Rani : saya tau bagaimana cara mengembalikan senyum diwajahny.

Rani berbisik ditelinga Tamanna.

Rani : Mengerti?

Tamanna mengangguk, mereka berdua lalu memeluk Meethi dan serentak mengucapkan "ibu!". Meethi menangis bahagia, kedua putriny menarik Meethi utk duduk dibawah, lalu mereka sama-sama mencium pipi Meethi.

Meethi : Tetaplah bersama selamany.
Damini berjalan mendekati Meethi.
Damini : Meethi, nenek sangat bangga padamu, hari ini kamu bisa menyelesaikan masalah yang tdk bisa diselesaikan oleh generasi kami. kamu sangat tabah. kamu telah banyk belajar dari kehidupanmu dan kehidupan kami. Lihatlah, hari ini kamu telah memberikan arti baru dari kata 'uttaran'.

Kau telah menghapus kebencian dari hidup putrimu sejak mereka kecil. Nenek benar-benar bangga padamu. Hari ini, kalau nenek melihat kebelakang (masa lalu), nenek telah melihat perjalanan yang sangat panjang. Esok akn ada generasi baru, kita akn melihat mereka tumbuh besar dari kejauhan. Setiap kehidupan mengajari kita hal-hal yang baru. Dulu nenek sangat miskin dan bekerja di rumah orang yang kaya raya.

Memang ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, namun kasih sayang jauh lebih penting daripada itu. Nenek telah berkali-kali mendengar bahwa nenek hidup dari uttaran orang lain. Bahwa putriku dibesarkan dengan barang bekas dari orang lain. Hal tersebut benar-benar membuatku sangat kecewa dan terluka. Apakah 'uttaran' artiny hany barang bekas? Setiap kali Tapasya memberikan sesuatu kepada putriku dengan penuh kasih sayang, apakah itu barang bekas? Tidak! Itu adalah kasih sayang. Itu seperti menerima orang lain menjadi bagian dari dirimu sendiri.

Pagi bukanlah bekas malam, bulan membuat malam kita menjadi indah. Pernahkah kamu mendengar bulan mengeluh karena dia mendapatkan uttaran dari matahari? Kita datang dan pergi dari dunia ini dengan tangan kosong. Dalam perjalanan hidup ini, kalau kita memberikan sesuatu kepada orang lain dengan penuh kasih sayang, apa itu disebut uttaran (barang bekas)? Apa yang tersisa utk kita adalah pelajaran dan pengalaman hidup.

Setelah sekian lama, akhirny kita mengerti apa arti dari uttaran yang sesungguhny.

Baca Juga Sinopsis Uttaran Episode 413 yang merupkaan episode sebelumnya.